Sabtu, 05 Maret 2016

KDPK Pemeriksaan Plano Test



LAPORAN HASIL TINDAKAN
KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK
PADA Ny “S” DENGAN PERASAT PEMERIKSAAN PLANO TEST
DI PUSKESMAS SIDAYU GRESIK







Dosen Pembimbing
Diyana Faricha Hanum, S.ST

Disusun Oleh
Ainurika Saidah
1206.060



AKADEMI KEBIDANAN DELIMA PERSADA GRESIK
TAHUN AKADEMIK 2014/2015




LEMBAR PENGESAHAN

Laporan hasil tindakan keterampilan dasar praktek klinik pada Ny “S” dengan perasat pemeriksaan plano test di Puskesmas Sidayu Gresik disusun oleh
Nama               : Ainurika Saidah
NIM                : 1206.060
Telah disetujui dan disahkan pada
Hari                 :
Tanggal           :




Mahasiswa


Ainurika Saidah

Mengetahui,
Pembimbing Akademik                                           Pembimbing Lahan



                        Diyana Faricha Hanum, S.ST                                      Umi Rosida, Amd. Keb




KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan dengan judul “Laporan Hasil Tindakan Keterampilan Dasar Praktek Klinik Pada Ny “S” dengan Perasat Pemeriksaan Plano Test di Puskesmas Sidayu Gresik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
1.      Sri Utami, S.ST., M.Kes selaku direktur Akademi Kebidanan Delima Persada Gresik.
2.      Diyana Faricha Hanum, S.ST selaku pembimbing akademik Akademi Kebidanan Delima Persada Gresik.
3.      Umi Rosida, Amd. Keb selaku pembimbing lahan.
4.      Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan asuhan kebidanan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih ada kesalahan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga laporan ini bermanfaat untuk semua pihak.


Gresik, 20 Maret 2015


Penulis




BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Keterampilan dasar praktik klinik merupakan salah satu ilmu  yang membahas tentang keterampilan dasar  asuhan kebidanan yang  meliputi pemenuhan nutrisi, pemeriksaan fisik diagnostik, tindakan keperawatan yang berhubungan dengan asuhan kebidanan, pecegahan infeksi, penyakit terminal dan lain-lin.
Dalam kegiatan praktik ini mahasiswa diharapkan mampu menerapkan dan melaksanakan ilmu keterampilan dasar praktik klinik yang telah di peroleh dalam proses belajar mengajar.
1.2  Tujuan
1.2.1                    Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mendokumentasikan dan melakukan keterampilan dasar pemeriksaan plano test.
1.2.2                    Tujuan Khusus
1.      Mahasiswa mampu mendokumentasikan pemeriksaan plano test
2.      Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan plano test




BAB 2
TINJAUAN TEORI

Kehamilan merupakan kodrat bagi setiap wanita. Seorang wanita akan merasa sempurna bila wanita tersebut mampu menghasilkan keturunan. Proses kehamilan sendiri diawali dengan masa kehamilan.
Kehamilan adalah suatu keadaaan fisiologis, akan tetapi pentingnya diagnosis kehamilan ini dapat diabaikan. Diagnosis kehamilan biasanya sangat ditegakkan, tetapi sayangnya hal ini tidak selalu terjadi. Proses farmakologis atau patofisiologis kadangkadang memicu perubahan-perubahan endoktrin atau anatomis yang menyerupai kehamilan, sehingga membingungkan wanita dan kadang-kadang juga petugas kesehatan.  Perubahan ini menimbulkan gejala dan tanda yang memberikan bukti adanya kehamilan.
Uji kehamilan yang paling sering ditemui adalah dengan pemeriksaan urin. Kadar minimal beta HHCG dalam urin urin untuk menghasilkan hasil positif berkisar antara 20-100 µIU/ ml (meskipun pada test pack mengatakan mempunyai batas minimal 5 µIU/ ml). Padahal sampai 5 minggu dari HPHT. Kadar beta HCG dalam urin kadang masih dibawah 2 µIU/ ml (meskipun pada beberapa  wanita 4 minggu setelah HPHT sudah lebih dari ratusan µIU/ ml).
Hormone gonadotropin chronik (HCG) merupakan hormon glikoprotein yang unik untuk plasenta yang sedang tumbuh. Sebelum immunoassay tersedia pada tahun 1960an uji kehamilan menggunakan bioassay yang memerlukan hewan seperti kelinci, tikus dan katak untuk membuktikan adanya HCG dalam serum atau urine. Dewasa ini tes tersebut telah diganti dengan tes immunologik yang menggunakan antibodi terhadap HCG.
Fungsi dari HCG yaitu berinteraksi dengan reseptor LHCG dan mempromosikan pemeliharaan korpus luteum selama awal kehamilan, sehingga menyebabkan ia mensekresikan hormon progesteron. Progesteron memperkaya rahim dengan tebal lapisan dari pembuluh darah dan kapilaer sehingga dapat menopang pertumbuhan janin, karena sangat negativ dengan sendirinya. HCG dapat mengusir sel-sel kekebalan ibu, melindungi janin selama trimester pertama. Di hipotesiskan juga bahwa HCG bisa merupakan liuk plasenta untuk pengembangan immunotolerance ibu lokal.
Karena kemiripannya dengan LH. HCG juga dapat digunakan secara klinis untuk menginduksi ovulasi dalam ovarium serta testosteron produksi terstis. Ada beberapa cara yang digunakan untuk uji kehamilan pada saat ini, berbagai macam reaksi antara lain:
1.      Reaksi dari Hogben
Menggunakan kodok afrika selatan yaitu xenovus laevis dimana suntikkan 2 cc urin wanita hamil. Reaksi positif ditandai dengan keluarnya telur dalam waktu 12-24 jam.
2.      Reaksi dari Consulot
Menggunakan kodok berwarna yaitu rena exculentayang sebelumnya telah diambil kelenjar hypohysenya lebih dahulu sehingga warna kodok memucat. Kemudian dimasukkan 2,5cc urin wanita hamil. Hasil positif bila warna kodok berubah menjadi coklat.
3.      Reaksi dari Friedman
Menggunakan kelinci betina yang telah 3 minggu diasingkan sehingga tidak berhubungan dengan kelinci jantan, dimana di suntikkan 5 cc urin wanita hamil intravena pada vena telinga kelinci selama 2 hari berturut-turut. Setelah 2 jam dilakukan laparotomi, diambil ovarium dan diperiksa. Hasil positif bila ditemukan korpus rubra dan lutea.
4.      Reaksi Galli Mainini
Menggunakan kodok jantan yaitu buffo vulgaris dimana disuntikkan 5 cc urin wanita hamil pada bagian bawah kulit perut kodok. Hasil positif ditandai dengan adanya sperma pada air kemih kodok yang telah didiamkan selama 3 jam.
5.      Reaksi Archim Zondek
Menggunakan 5 ekor tikus betina matur. Pada hari kelima diadakan operasi pada tikus yang telah disuntik dengan urin wanita hamil tersebut. Operasi dititik beratkan pada perubahan ovarium tikus putih. Hasil positif jika terdapat corpus rubrum.
6.      Test pack
Test pack merupakan alat uji kehamilan yang sangat simple dan dapat dilakukan dirumah. Bentuk test pack ini ada dua macam yaitu strip dan compact. Bentuk strip harus dicelupkan ke dalam urin yang telah ditampung pada sebuah wadah atau disentuhkan saat buang air kecil. Sedangkan bentuk compact yaitu dengan meneteskan urin langsung pada bagian tertentu dari alatnya.
Alat uji kehamilan ini memiliki dua garis. Garis pertama mengisyaratkan test dilakukan dengan benar, yang biasa disebut dengan garis kontrol. Garis tersebut akan tampak bila test pack mendapatkan cukup urin untuk diuji. Sementara garis kedua menunjukkan hasil test, yang merupakan bagian alat yang memiliki antibody yang bereaksi dengan HCG dan dapat berubah warna apabila hormon ini terdeteksi.
7.      Tes kehamilan plano test
Test ini menggunakan urin pagi wanita hamil dengan mereaksikan kit neo plano test duodon. Dengan melihat ada tidaknya aglutinasi saat pencampuran. Hasil positif bila terjadi aglutinasi.




BAB 3
TINJAUAN KASUS

3.1  Tanggal                 : 16 Maret 2015
Jam                        : 10.00 WIB
Tempat                  : Poli KIA&KB Puskesmas Sidayu
3.2  Identitas pasien
Nama         : Ny “S”
Umur         : 26 tahun
Alamat      : Randuboto Sidayu Gresik
3.3  Langkah-langkah
1.      Mempersiapkan alat dan bahan
a.       Tempat urin
b.      HCG test
2.      Menganjurkan pasien untuk BAK dan memasukkannya ke dalam tempat urin ± 5 cc
3.      Mencuci tangan dan keringkan dengan handuk kering
4.      Pakai sarung tangan
5.      Memasukkan HCG test ke dalam urine sampai batas maximum
6.      Tunggu 2-3 menit sampai hasil dapat dibaca
7.      Angkat HCG test dan baca hasilnya: positif (garis dua)
8.      Buang urine ke dalam closet dan buang tempat urine dalam sampah medis
9.      Lepaskan handscoon
10.  Cuci tangan




BAB 4
PENUTUP

4.1  Simpulan
Dengan adanya laporan hasil tindakan keterampilan dasar praktik klinik pada Ny “S” dengan perasat pemeriksaan plano test, mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama ini. Tindakan ini  dilakukan untuk mengetahui kadar HCG dalam darah.
4.2  Saran
Bagi petugas kesehatan diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dan pelayanan agar dapat memberikan pelayanan yang tepat dan benar bagi pasien.




DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, dkk. 2009. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC.
Uliyah, Musrifatul, dkk. 2008. Keterampilan Dasar Praktek Klinik. Jakarta: Salemba Medika.

Asuhan Kebidanan Kala II Memanjang



ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY “I” UK 40 MINGGU/ T/ IU/ LETKEP/ PUKA/ KU IBU CUKUP
INPARTU KALA II MEMANJANG DENGAN IUFD
DAN TALI PUSAT MEMANJANG
DI RS MUHAMMADIYAH



 






Dosen Pembimbing
Hj. Siti Hamidah, S.ST., M.Kes

Disusun Oleh
Ainurika Saidah
1206.060




AKADEMI KEBIDANAN DELIMA PERSADA GRESIK
TAHUN AKADEMIK 2014/ 2015

LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan kebidanan ini disusun oleh
Nama               : Ainurika Saidah
NIM                : 1206.060
Telah disetujui dan disahkan pada
Hari                 :
Tanggal           :




Mahasiswa


Ainurika Saidah

Mengetahui,
Pembimbing Akademik                                           Pembimbing Lahan



                         Hj. Siti Hamidah, S.ST., M.Kes                              Hanis Susanti, Amd. Keb




KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan asuhan kebidanan dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny “I” UK 40 Minggu/ T/ IU/ Letkep/ Puka/ KU Ibu Cukup Inpartu Kala II Memanjang Dengan IUFDdan Tali Pusat Memanjang Di RS Muhammadiyah Gresik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
1.      Sri Utami, S.ST., M.Kes selaku direktur Akademi Kebidanan Delima Persada Gresik.
2.      Hj. Siti Hamidah, S.ST., M.Kes selaku pembimbing akademik Akademi Kebidanan Delima Persada Gresik.
3.      Hanis Susanti, Amd. Keb selaku pembimbing lahan.
4.      Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan asuhan kebidanan ini.
Penulis menyadari bahwa asuhan kebidanan ini masih ada kesalahan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga asuhan kebidanan ini bermanfaat untuk semua pihak.


Gresik, Mei 2015


Penulis




BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Tidak semua persalinan berjalan normal tetapi  ada beberapa persalinan yang disertai dengan penyulit baik dari klien misalnya preeklampsia, eklampsia maupun janin seperti kelainan letak atau adanya penyuli dari keduanya.
Intra uterine fetal death (IUFD) adalah kematian janin dalam kehamilan sebelum terjadi proses persalinan pada usia kehamilan 28 minggu keatas atau berat badan janin lebih dari 1.000 gram.
Kematian bayi dalam kandungan dapat dikarenakan berbagai hal seperti terkena lilitan tali pusat, tali pusat menumbung, perdarahan serta akibat tekanan darah tinggi si ibu yang mengandung. Kematian janin dalam kandungan dapat dicegah dengan memeriksakan kandungan secara teratur ke petugas kesehatan, apabila terjadi kelainan pada masa kehamilan bisa ditanggulangi sedini mungkin. Bayi yang ada dalam kandungan selalu bergerak dan sebagian besar kasus kematian bayi dalam kandungan karena kesalahan aktivitas yang dilakukan seperti berolahraga dengan gerakan yang ekstrim, karena itu selama hamil sebaiknya mengurangi aktifitas yang membahayakan janin dalam kandungan. Hal ini untuk mengantisipasi bayi yang dililit tali pusat atau tali pusat yang menutupi jalan lahir. Ibu hamil hendaknya selalu berhati-hati jika beraktivitas dan berkonsultasi dengan dokter maupun petugas kesehatan lain secara teratur.
1.2  Tujuan
1.2.1        Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan yang tepat pada ibu hamil dan bersalin sesuai dengan manajemen kebidanan.
1.2.2        Tujuan Khusus
1.      Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subyektif dan obyektif pada klien
2.      Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah
3.      Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah potensial
4.      Mahasiswa mampu mengidentifikasi rencana tindakan
5.      Mahasiswa mampu membuat rencana tindakan
6.      Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan
7.      Mahasiwa mampu melaksanakan evaluasi dari hasil tindakan




BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1  Konsep Dasar Persalinan
2.1.1        Definisi
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (lebih dari 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit (JNPK-KR. 2008).
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul pengeluaran plasenta dan selaput ketuban dari tubuh ibu (Jannah. 2011).
2.1.2        Sebab-sebab terjadinya persalinan
Sebab-sebab terjadinya persalinan belum diketahui secara jelas. Banyak faktor yang memegang peranan dan bekerjasama sehingga terjadi persalinan, diantaranya:
1.      Penurunan kadar progesteron
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen meningkatkan kerentanan otot-otot rahim. Pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul kontraksi.
2.      Teori oksitosin
Pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah sehingga timbul kontraksi pada otot-otot rahim.
3.      Keregangan otot-otot
Dengan tuanya kehamilan maka otot-otot makin meregang sehingga timbul kontraksi untuk mengeluarkan janin.
4.      Pengaruh janin
Hipofise dan kelenjar suprarenal janin memegang peranan penting dalam terjadinya proses persalinan. Oleh karena itu pada kasus Anenchephal persalinan lebih lama dari biasanya.
5.      Teori penuaan plasenta
Karena penuaan plasenta sehingga merangsang terjadinya kontraksi uterus.
6.      Teori iritasi mekanik
Di belakang serviks terdapat ganglion serviks (fleksus franken houses) bila ganglion ini digeser atau ditekan oleh kepala janin maka akan timbul kontraksi dalam rahim (Jannah. 2011).
2.1.3        Tanda-tanda permulaan persalinan
Sebelum terjadi persalinan sebenarnya  beberapa minggu sebelumnya wanita akan mengalami kala pendahuluan yang ditandai dengan:
1.      Lightening atau droping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida, sedangkan pada multipara tidak begitu terlihat.
2.      Perut kelihatan melebar fundus uteri menurun
3.      Perasaan susah kencing karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin
4.      Perasaan sakit di perut dan dipinggang oleh adanya kontraksi. Kontraksi lemah pada uterus disebut fase labour paius
5.      Serviks menjadi mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah (Prawirohardjo. 2011)
2.1.4        Tanda-tanda inpartu
1.      Rasa sakit oleh adanya HIS yang kuat sering dan teratur
2.      Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks
3.      Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya
4.      Peda pemeriksaan dalam serviks mendatar dan terjadi pembukaan (JNPK-KR. 2008).
2.1.5        Proses persalinan
Dibagi menjadi 4 kala yaitu
1.      Kala I (pembukaan serviks)
Kala satu biasa disebut dengan kala pembukan serviks. Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap (10 cm). Terdiri dari 2 fase yaitu :
a.       Fase laten , dimana pembukaan serviks berlangsung lambat sampai pembukaan 4 cm berlangsung 7-8 jam.
b.      Fase aktif, pembukaan serviks lebih cepat dari pembukaan 4 cm-10 cm berlangsung 6 jam (JNPK-KR. 2008).
2.      Kala II (pengeluaran janin)
Pada pengeluaran janin HIS terkoordinir, kuat dan lebih lama kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah masuk ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengejan. Karena tekanan pada rectum, ibu merasa seperti buang air besar dan tanda anus membuka. Pada waktu HIS kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan HIS mengejan yang terpimpin akan lahirlah kepala janin diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi 1-2 jam sedangkan pada multi ½-1 jam. Ketentuan waktu Kala II harus dihilangkan bila tidak ada masalah meternal atau janin dan kemajuan terus terjadi. Menghentikan kala II yang lama dengan persalinan instrumental akan meningkatkan morbiditas maternal dan janin serta tidak akan memperbaiki hasil (JNPK-KR. 2008).
3.      Kala III (pengeluaran uri)
Setelah lahirnya bayi miometrium kontraksi mengikuti penyusupan volume rongga uterus. Penyusutan ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta, karena tempat perlekatan plasenta semakin mengecil plasenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus. Kemudian plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau ke dalam vagina. Seluruh proses itu biasanya berlangsung 15-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta biasanya disertai pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc (JNPK-KR. 2008).
Ada 2 cara pelepasan plasenta
a.       Schultze
Pelepasan dimulai pada bagian tengah plasenta dan disini terjadi hematoma retro plasentair (perdarahan pada bagian tengah plasenta) yang selanjutnya mengangkat plasenta dari dasarnya. Cara ini paling sering terjadi pada setiap persalinan
b.      Duncan
Pelepasan mulai pada pinngir plasenta. Cara plasenta lepas menurut Duncan terutama terjadi pada plasenta letak rendah (Winkjosastro. 2007).
4.      Kala IV (2 jam post partum)
Kala IV adalah kala pengawasan 2 jam setelah bayi lahir dan uri lahir untuk mengawasi keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum. Pengawasan perdarahan post partum adalah
a.       Plasenta diperiksa dengan teliti apakah lengkap atau tidak
b.      Darah yang keluar dari jalan lahir
c.       Fundus uteri
d.      Kontraksi uterus
e.       Keadaan umum ibu (nadi, takanan darah, suhu, pernafasan)
f.       Pengobatan perdarahan post partum adalah dengan masase rahim, suntikan oksiton dan methergin, serta pemberian infus (JNPK-KR. 2008).
2.1.6        Mekanisme persalinan
Pada minggu terakhir kehamilan, segmen bawah rahim meluas untuk menerima kepala janin, terutama pada primi dan juga pada multi saat-saat partus dimulai. Hampir 96% posisi janin adalah letak belakang kepala. Ada 2 teori yang mengatakan hal tersebut adalah
1.      Teori akomodasi
Bentuk rahim memungkingkan bokong dan ekstremitas yang volumenya besar berada diatas dan kepala di bawah di ruangan yang lebih sempit.
2.      Teori gravitasi
Kepala relatif lebih besar dan berat, maka akan turun ke bawah. Karena HIS yang kuat dan teratur maka kepala janin turun memasuki pintu atas panggul. Kepala akan menyesuaikan diri dengan jalan lahir, kepala bertambah fleksi sehingga lingkar kepala yang memasuki panggul dengan ukuran yang terkecil yaitu diameter suboccipito bregmatika 9,5 cm.
Gerakan utama kepala janin dalam persalinan yaitu:
1.      Turunnya kepala
Masuknya kepala dalam pintu atas panggul pada primi terjadi pada usia kehamilan 37 minggu dan multi pada permulaan persalinan
2.      Fleksi
Dengan majunya kepala maka fleksi bertambah sehingga Suboccipito fontanella 11 cm menjadi suboccipito bregmatika 9,5 cm
3.      Putar paksi dalam
Menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir, khususnya bidang panggul tidak terjadi sebelum hodge III
4.      Ekstensi
Disebabkan sumbu jalan lahir mengarah ke depan dan ke atas
5.      Putar paksi luar
Setelah kepala lahir maka kepala janin memutar kembali ke arah punggung.
6.      Expulsi
Setelah melahirkan bahu depan dan belakang selanjutnya seluruh tubuh lahir (Manuaba. 2010).
2.2  Konsep Intra Uterine Fetal Death (IUFD)
2.2.1        Definisi
Intra uterine fetal death (IUFD) adalah kematian janin dalam kehamilan, sebelum terjadi proses persalinan pada usia kehamilan lebih dari 28 minggu ke atas atau berat badan janin lebih dari 1.000 gram (Manuaba. 2010).
Kematian janin dalam kandungan (IUFD) adalah tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam kandungan (Fadlun. 2011).
2.2.2        Etiologi
Ada berbagai penyebab yang bisa mengakibatkan kematian janin di kandungan diantaranya:
1.      Ketidakcocokan rhesus darah ibu dengan janin
2.      Gerakan sangat liar
3.      Perdarahan, plasenta previa dan solusio plasenta
4.      Tali pusat menumbung
5.      Kelainan kromoson
6.      Trauma saat lahir penyakit saluran kencing
7.      Penyakit endokrin
8.      Preeklampsia dan eklampsia
9.      Penyakit infeksi dan menular
10.  Malnutrisi (Fadlun. 2011).
2.2.3        Diagnosis
1.      Anamnesis
a.       Ibu tidak merasakan grakan janin dalam beberapa hari/ gerakan janin berkurang
b.      Ibu merasakan perutmya tidak bertambah besar
c.       Ibu merasakan perutnya sering menjadi keras
d.      Ibu merasakan sakit seperti mau melahirkan
2.      Inspeksi
Tidak kelihatan gerakan-gerakan janin
3.      Palpasi
TFU lebih rendah dari usia kehamilan
4.      Auskultasi
Tidak terdengar denyut jantung janin
5.      Rontgen foto abdomen
6.      USG tidak terlihat denyut jantung janin dan gerakan janin (Winkjosastro. 2007).
2.2.4        Penanganan
1.      Bila disangka telah terjadi kematian janin dalam rahim, jangan terburu-buru dalam bertindak, sebaiknya diobservasi dulu dalam waktu 2-3 minggu untuk mencari kepastian diagnostik
2.      Biasanya selama masa menunggu. 70-90% akan terjadi persalinan secara spontan
3.      Bila setelah 3 minggu/ sudah didiagnosis dan partus belum mulai maka ibu harus dirawat agar dapat dilakukan induksi persalinan
4.      Induksi persalinan dapat dimulai dengan pemberian estrogen untuk mengurangi efek progesteron atau langsung dengan pemberian oksitosin drip, dengan atau tanpa amniotomi (Fadlun. 2011).
2.2.5        Komplikasi
Komplikasi mungkin terjadi pada kasis IUFD adalah
1.      Disseminated intravascular coagulation (DIC) yaitu adanya perubahan pada proses pembekuan darah yang dapat menyebabkan perdarahan atau internal bleeding. Zat-zat pembekuan darah atau fibrinogen bisa turun dan menyebabkan darah akan sulit membeku. Jika fibrinogen rendah maka perdarahan yang terjadi pada proses persalinan akan sulit berhenti.
2.      Infeksi. Koagulopati maternal dapat terjadi walaupun ini jarang terjadi sebelum 4-6 minggu setelah kematian janin. Oleh karena adanya komplikasi akibat IUFD maka janin harus segera dilahirkan. Proses kelahiran harus dilakukan segera secara normal, kecuali jika ada halangan misalnya letak lintang (Fadlun. 2011).




BAB 3
TINJAUAN KASUS



Tanggal : 18 Mei 2015
Jam        : 11.50 WIB


I.                   PENGKAJIAN DATA
A.    Data Subyektif
1.      Biodata

Nama         : Ny “I”
Umur         : 34 tahun
Suku          : Jawa
Agama       : Islam
Pendidikan: SMA
Pekerjaan   : Ibu Rumah Tangga
Nama Suami          : Tn “N”
Umur                     : 37 Tahun
Suku                      : Jawa
Agama                   : Islam
Pendidikan                        : SMA
Pekerjaan               : Swasta

Alamat      : Weru Paciran RT/RW 1/5 Lamongan
2.      Keluhan utama
Ibu mengatakan sakit, bayinya sudah tidak bergerak lagi dan sudah mengejan selama 2 jam namun bayi belum lahir.
3.      Riwayat keluhan utama
Ibu mengatakan tanggal 17 Mei 2015 Jam 16.00 WIB periksa ke bidan dengan keluhan kenceng-kenceng dan setelah diiperiksa pembukaan 1 cm masih tebal ibu pulang. Tanggal 18 Mei 2015 jam 02.00 WIB ibu mengeluarkan cairan secara keras dari jalan lahir ibu langsung periksa ke bidan, setelah diperiksa denyut jantung janin sudah tidak terdengar pembukaan 5 cm teraba tali pusat. Ibu diberi perangsang oleh bidan. Jam 05.30 WIB pembukaan lengkap ibu dipimpin mengejan, jam 07.30 WIB bayi belum lahir akhirnya ibu dirujuk ke rumah sakit.
4.      Riwayat menstruasi

Menarche              : 17 tahun
Siklus                    : 30 hari
Lama                     : 6 hari
Dismenorhea         : Terkadang
Keteraturan: Tidak Teratur
Banyaknya            : 2-3x ganti pembalut
Sifat darah            : merah

5.      Riwayat kesehatan pasien
Ibu dan keluarga tidak pernah menderita penyakit jantung, Ginjal, Asma, TBC Paru, Hepatitis, DM, Hipertensi dan Epilepsi.
6.      Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Hamil ke
UK
Jenis Partus
Penolong Partus
Tempat Partus
Komplikasi
Bayi
Nifas
Ibu
Bayi
BB /PB
Umur/ JK
keadaan
ASI
1
H
A
M
I
L

I
N
I

7.      Riwayat kehamilan ini

HPHT        : 08-08-2014
HPL          : 15-05-2015

Keluhan     Trimester I       : mual, muntah, pusing
                  Trimester II     : nafsu makan bertambah
                  Trimester III    : nyeri punggung
Kunjungan ANC       : ibu memeriksakan kehamilannya ke bidan 3x yaitu trimester I 2x dan trimester III 1x (UK 34 minggu) dan tidak pernah periksa ke dr. SPOG
Imunisasi TT : ibu mengatakan belum pernah diimunisasi saat hamil
8.      Riwyat kontrasepsi
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun
9.      Pola kebutuhan saat MRS
a.       Nutrisi : ibu minum ± 200cc dan tidak makan tetapi diinfus
b.      Eliminasi : ibu belum BAB dan BAK
c.       Aktivitas : ibu hanya berbaring di tempat tidur
d.      Istirahat dan tidur : ibu tidak bisa tidur
10.  Pengetahuan
a.       Tanda bahaya  : ibu mengetahui beberapa tanda bahaya kehamilan
b.      Kebiasaan : ibu tidak merokok, tidak minum jamu, tidak minum minuman beralkohol, ibu pijat ke dukun saat kehamilannya.
c.       Tablet Fe : ibu tidak mengetahui tablet Fe 90 pada ibu hamil. Ibu hanya minum 30 butir setelah periksa pada trimester III.
d.      Pola nutrisi : ibu makan dan minum tanpa pantangan

B.     Data Obyektif
1.      Pemeriksaan umum

Keadaan umum     : cukup
TTV           TD : 110/70 mmHg
                  S : 37,50 C
                  N : 88x/ menit
                  RR : 18x/ menit
Kesadaran : composmentis
TB             : 156 cm
Lila            : 24 cm
BB sebelum hamil : 48 kg
BB saat ini              : 55 kg

2.      Pemeriksaan fisik
a.       Kepala dan rambut : bersih, rambut hitam, tidak ada ketombe, tidak rontok, tidak ada lesi, distribusi rambut merata, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan
b.      Muka : bersih, tidak pucat, tidak ikterus, tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum
c.       Mata : bersih, simetris, conjungtiva merah muda, sklera putih
d.      Hidung : bersih, simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada keluaran sekret, tidak ada polip, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan
e.       Mulut : bersih, bibir kering, tidak ada stomatitis, tidak ada caries
f.       Telinga : bersih, simetris, tidak ada keluaran, tidak ada gangguan pendengaran
g.      Leher : bersih, simetris, tidak ada massa, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan bendungan vena jugularis
h.      Ketiak : bersih, tidak ada pembesaran kelenjar limfe
i.        Dada : bersih, tidak ada kelainan bentuk, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan, denyut jantung 90x/ menit teratur, sonor
j.        Mammae : bersih, simetris, hiperpigmentasi areola, puting susu menonjol, tidak ada benjolan abnormal, ASI belum keluar
k.      Punggung : tidak ada kelainan tulang belakang, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan, vokal fremitus ka/ ki +/+
l.        Ekstremitas : kuku jari bersih, tidak ada varices, tidak oedema, pergerakan aktif, terpasang infus di lengan kiri
m.    Abdomen : bersih, tidak ada bekas luka, pembesaran perut sesuai usia kehamilan, ada striae gravidarum, ada linea nigra, tidak acites
Leopold I : TFU 31 cm, teraba bulat, lunak, tidak melenting
Leopold II : pada perut kanan ibu teraba panjang, keras seperti papan di kanan dan teraba bagian kecil janin di kiri
Leopold III :  teraba bulat, keras, melenting
Leopold IV : bagian terendah janin sudah masuk PAP
Auskultasi DJJ (-)
TBJ : (31-11) x 155 = 3.100 gram
HIS 4x 10’ 45”
n.      Genetalia : bersih, tidak ada varices, tidak ada condiloma akuminata terlihat tali pusat di introitus vagina, tidak ada pembesaran kelenjar bartholini
VT Ø 10 cm eff 100% ketuban (-) letkep H III teraba ubun-ubun kecil kanan depan, teraba tali pusat di introitus vagina
o.      Anus : bersih, tidak ada haemoroid
3.      Pemeriksaan penunjang
a.       Pemeriksaan panggul

Distansia spinarum      : 24 cm
Distansia cristarum      : 27 cm
Boudelouge                 : 18 cm
Lingkar kepala            : 85 cm

b.      Pemeriksaan laboratorium
HIV/ AIDS     : (-)
HbsAg             : (-)

II.                INTERPRETASI DATA
Diagnosa : GIP00000 UK 40 minggu/ T/ IU/ Letkep/ Puka/ Kesan Panggul Normal/ KU ibu cukup/ Inpartu kala II memanjang dengan IUFD dan tali pusat menumbung
DS       : ibu mengatakan ini adalah kehamilan pertama
            : ibu merasa sakit dan sudah meneran sejak jam 05.30–07.30 WIB
            : HPHT : 08-08-2014              HPL : 15-05-2015
            : ibu mengatakan bayinya sudah tidak bergerak lagi
DO      :

a.       Keadaan umum     : cukup
TTV           TD : 110/70 mmHg
                 S : 37,50 C
                 N : 88x/ menit
                 RR : 18x/ menit
Kesadaran            : composmentis
TB                        : 156 cm
Lila           : 24 cm
BB sebelum hamil : 48 kg
BB saat ini                       : 55 kg

b.      Abdomen : bersih, tidak ada bekas luka, pembesaran perut sesuai usia kehamilan, ada striae gravidarum, ada linea nigra, tidak acites
Leopold I : TFU 31 cm, teraba bulat, lunak, tidak melenting
Leopold II : pada perut kanan ibu teraba panjang, keras seperti papan di kanan dan teraba bagian kecil janin di kiri
Leopold III :  teraba bulat, keras, melenting
Leopold IV : bagian terendah janin sudah masuk PAP
Auskultasi DJJ (-)
TBJ : (31-11) x 155 = 3.100 gram
HIS 4x 10’ 45”
c.       Genetalia : bersih, tidak ada varices, tidak ada condiloma akuminata terlihat tali pusat di introitus vagina, tidak ada pembesaran kelenjar bartholini
VT Ø 10 cm eff 100% ketuban (-) letkep H III teraba ubun-ubun kecil kanan depan, teraba tali pusat di introitus vagina
Masalah           : gangguan rasa cemas dengan keadaan bayinya
Kebutuhan      : informasi hasil pemeriksaan
                        : dukungan psikologis terutama dari pihak keluarga
                        : kolaborasi dengan dr. SPOG

III.             IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Potensial terjadi infeksi
Potensial terjadi perdarahan

IV.             IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA ATAU KOLABORASI
Kolaborasi dengan dr. SPOG

V.                MELAKSANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH
Tujuan   : setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 2 jam diharapkan bayi dapat lahir dan tidak terjadi komplikasi pada ibu
KH      : TTV dalam batas normal
            : tidak terjadi infeksi, perdarahan < 350 cc
            : tidak > jam 02.00 WIB bayi lahir
Intervensi
1.      Lakukan pendekatan terapeutik pada pasien dan keluarga
R/ dengan komunikasi efektif dapat terjalin kerjasama dan kepercayaan antara pasien dan petugas kesehatan
2.      Kolaborasi dengan dr. SPOG
R/ mengambil keputusan yang terbaik
3.      Jelaskan mengenai hasil pemeriksaan
R/ ibu mengetahui mengenai keadaannya
4.      Anjurkan keluarga untuk mengambil keputusan dengan segera
R/ bayi dapat segera dilahirkan
5.      Lakukan informed consent
R/ bukti persetujuan tindakan medis
6.      Anjurkan keluarga untuk memberikan dukungan mental kepada ibu
R/ ibu lebih bersabar dan dapat menerima kenyataan
7.      Lakukan pertolongan persalinan
R/ bayi dapat segera lahir

VI.             IMPLEMENTASI

Tanggal : 18 Mei 2015
Jam      : 12.00 WIB

Tgl
Jam
No
Tindakan
18/5/15
12.00
1.       
Melakukan pendekatan terapeutik kepada ibu dan keluarga dengan bersikap ramah, sopan dan santun agar pasien dan keluarga lebih kooperatif dan memudahkan dalam menjelaskan tindakan

18/5/15
12.15
2.       
Melakukan kolaborasi dengan dr. SPOG. Dr. SPOG segera datang pro vacum ekstraksi
3.       
Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa kondisi ibu dalam keadaan cukup baik namun janin yang berada dalam kandungan ibu sudah meninggal sehingga harus segera di lahirkan dengan cara memasang alat seperti kap di kepala janin agar tidak terjadi infeksi pada tubuh ibu
4.       
Menganjurkan keluarga untuk mengambil keputusan segera agar bayi dapat segera dilahirkan
5.       
Menganjurkan keluarga untuk menandatangani informed concent sebagai bukti persetujuan tindakan medis persalinan dengan vacum ekstraksi (keluarga dan pasien setuju sudah di tandatangan)
6.       
Menganjurkan keluarga untuk memberikan dukungan mental kepada ibu agar ibu lebih bersabar dan menerima kenyataan
18/5/15














12.30
7.       
dr. SPOG datang melakukan pertolongan persalinan dengan vacum ekstraksi
a.       Mempersiapkan alat pertolongan persalinan dengan vacum ekstraksi
1)      Partus pak 1 set
2)      Hecting pak 1 set
3)      Alas bokong
4)      Medika mentosa : oksitosin, methergin, lidokain 1%
5)      Spuit 5 ml, 3 ml
6)      Handscoon steril
7)      Kassa secukupnya
8)      Lampu sorot
9)      Bengkok
10)  Larutan clorin, tempat sampah medis dan non medis
11)  Peralatan ekstraksi vacum
b.      Memposisikan ibu dalam posisi litotomi
c.       Memasukkan mangkok vakum dengan posisi miring melalui introitus vagina, memasang mangkok pada bagian terendah janin (perhatikan agar tepi mangkuk tidak terpasang pada bagian yang tidak rata, menjauhi ubun-ubun besar, ubun-ubun kecil dan sutura)
d.      Dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri menahan mangkuk pada posisinya dengan jari tengah dan telunjuk tangan kanan. Lakukan pemeriksaan di sekeliling tepi mangkuk untuk memastikaan tidak ada bagian vagina atau porsio yang terjepit diantara mangkuk dan kepala bayi
e.       Mengeluarkan jari tengan kanan dan jari tangan kiri tetap menahan mangkok
f.       Menginstruksikan asisten untuk melakukan penghisapan, tunggu selama 2 menit melakukan evaluasi pastikan tidak ada bagian yang terjepit diantara kepala dan mangkuk
g.      Sambil menunggu HIS. Menjelaskan pada pasien bahwa pada saat HIS puncak pasien harus mengejan yang efektif dan optimal. Menarik lipat lutut dengan lipat siku ke arah perut ibu agar tekanan abdomen lebih efektif
h.      Melakukan episiotomi
i.        Pada saat HIS. Meminta pasien untuk mengejan secara simultan . melakukan penarikan dengan arah sejajar lantai
j.        Bila belum berhasil pada tarikan pertama ulangi lagi pada tarikan kedua dan seterusnya
k.      Saat suboksiput berada di bawah simpisis tangan kiri menahan perineum. Mengarahkan tarikan ke atas hinggalahirlah berturut-turut dahi, muka dan dagu
l.        Melepaskan mangkuk saat kepala sudah lahir
m.    Memegang secara biparietal menggerakkan ke bawah distal untuk melahirkan bahu depan kemudian ke atas distal untuk melahirkan bahu belakang
n.      Sanggah susur
o.      Membersihkan dan mengeringkan bayi dengan kain bersih, memotong tali pusat, membersihkan bayi dan merawat bayi.
18/5/15

























12.50

18/5/ 15
13.00


VII.          EVALUASI
Tanggal           : 18 Mei 2015                                      Jam      : 13.05 WIB
S : ibu lega karena bayinya sudah lahir namun ibu sangat sedih karena kondisi bayinya dan ibu merasa mules
O : bayi lahir jam 13.00 WIB dengan vacum ekstraksi
A : P10000 Persalinan kala III
P : Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 15-30 menit diharapkan plasenta lahir lengkap dan kala III berlangsung dengan normal
     KH   : jam 13.15-13.30 WIB plasenta lahir spontan lengkap
              : TTV dalam batas normal
              : tidak terjadi atonia uteri dan perdarahan < 350 cc
              : tidak > jam 13.30 WIB plasenta lahir

IMPLEMENTASI
Tgl
Jam
No
Tindakan
18/5/ 15
13.05
1.       
Memastikan tidak ada bayi kedua dalam uterus
2.       
Memberitahu ibu akan disuntik oksitosin
3.       
Menyuntikkan oksitosin 10 IU 1/3 paha luar
4.       
Memindahkan klem 5-10 cm dari vulva
5.       
Meletakkan satu tangan diatas perut ibu untuk melakukan tekanan dorsokranial dan tangan yang lain meregangkan tali pusat
6.       
Saat uterus berkontraksi melakukan peregangan tali pusat hingga plasenta terlepas
18/5/
15
13.10

7.       
Saat plasenta terlihat di introitus vagina. Melahirkan plasenta dengan kedua tangan
8.       
Melakukan masase uterus hingga berkontraksi
9.       
Memeriksa kelengkapan plasenta, kotiledon dan selaputnya. Plasenta lengkap
10.   
Perdarahan ±250 ml ada laserasi derajat 2

EVALUASI
Tanggal  : 18 Mei 2015                                                jam      : 13.15 WIB
S : ibu lega karena proses persalinannya selesai namun ibu sedih karena kondisi bayinya
O : plasenta lahir lengkap
 : perdarahan ±250 ml
 : laserasi derajat 2
A : P10000 Persalinan kala IV
P : Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 2 jam diharapkan kondisi ibu baik
     KH   : sampai jam 15.15 WIB kondisi ibu tetap baik
              : TTV dalam batas normal
              : perdarahan normal
              : kontraksi baik

IMPLEMENTASI
Tgl
Jam
No
Tindakan
18/5 /15
13.15
1.       
Melakukan anastesi lokal dan penjhitan luka episiotomi
2.       
Melakukan kateterisasi. Urine ± 200 ml
18/5 /15
13.30
3.       
Memberitahu bahwa proses persalinan telah selesai dan akan dilakukan pemantauan selama 2 jam
4.       
Memeriksa TTV, KK, perdarahan, UC, tiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit pada 1 jam kedua
5.       
Membereskan semua peralatan bekas pakai dan dekontaminasi serta membuang sampah sesuai tempatnya
6.       
Mengajarkan kepada ibu dan keluarga cara masase uterus
18/5 /15
15.15
7.       
Cuci tangan dan keringkan dengan handuk kering
8.       
Melakukan pendokumentasian

EVALUASI
Tanggal  : 18 Mei 2015                                                jam      : 15.15 WIB
S : ibu lega karena proses pesalinan telah selesai namun ibu sedih karena kondisi bayinya
O :       KU      : cukup                                                Kesadaran       : composmentis
            TTV     : TD : 100/ 70 mmHg              N : 80 x/ menit
                          S : 37,10 C                             RR : 19 x/ menit
            TFU     : 2 jari bawah pusat                 Perdarahan      : normal
            UC      : Baik                                       Lochea            : Rubra
A : P10000 2 jam post partum
P : Anjurkan keluarga untuk tetap memberikan dukungan kepada ibu
 : lanjut observasi pasien
 : berikan terapi cefadroxil (3x1), asam mefenamat (3x1), linoral (2x1)




BAB 4
PEMBAHASAN

            Dari asuhan kebidanan yang telah diberikan kepada Ny.”I” terdapat beberapa kesenjangan antara teori dan praktik diantaranya
1.      Induksi persalinan dengan menggunakan oksitosin drip bukan merupakan wewenang bidan secara mandiri. Seharusnya induksi persalinan merupakan wewenang dr. SPOG sesuai dengan peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia no. 363/ MenKes/ Per/ IX/ 1980 tentang wewenang bidan
2.      Pertolongan persalinan dengan IUFD bukan merupakan tugas bidan. Bidan hanya diberi kewenangan untuk mengetahui atau mendiagnosa sesuai dengan peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia no. 369/ MenKes/ SK/ III/ 2007 tentang standar profesi bidan
3.      Setiap ibu hamil harus memeriksakan kehamilan secara terpadu yaitu 4x kunjungan ke petugas kesehatan yaitu 1x pada trimester I, 1x pada trimester II, 2x pada trimester III, 1x kunjungan ke dr. SPOG, 1x kunjungan ke dokter gigi, ibu harus melakukan laboratorium lengkap, imunisasi TT 2x selama kehamilan, serta pemberian tablet Fe 90 buah (90 hari)




BAB 5
PENUTUP

5.1  Simpulan
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Sedangkan Intra Uterine Fetal Death (IUFD) adalah kematian janin dalam kehamilan sebelum terjadi proses persalinan pada usia kehamilan 28 minggu keatas atau berat badan janin lebih dari 1000 gram.
Kematian janin dalam kandungan (IUFD) dalam hal ini di karenakan adanya tali pusat yang menumbung sehingga suplai oksigen dalam kandungan berkurang sehingga bayi meninggal. Kematian bayi dalam kandungan dapat diatasi dengan pemeriksaan kehamilan secara rutin.

5.2  Saran
Diharapkan laporan ini dapat meningkakan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam memberikan asuhan kebidanan khususnya asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan IUFD.




DAFTAR PUSTAKA

Winkjosastro, Hanifa. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR.

Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Winkjosastro, Hanifa. 2007. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Manuaba, dkk. 2010. Ilmu Kandungan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC.

Fadlun, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba Medika.

Jannah, Nurul. 2011. Biologi Reproduksi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.