Rabu, 06 April 2016

Checklist Pemeriksaan Fisik



CHECKLIST PEMERIKSAAN FISIK
AKADEMI KEBIDANAN DELIMA PERSADA GRESIK


NO
PROSEDUR KERJA
A.    PERSIAPAN ALAT
1.       
Baki dan alasnya
2.       
Troli
3.       
Senter
4.       
Termometer + botol larutan clorin, larutan sabun dan air + tisu
5.       
Stetoskop
6.       
Tensimeter
7.       
Jam
8.       
Reflek hammer
9.       
Bak instrumen berisi tongue spatel ujung sudah dilapisi kassa, handscoon 3 potong
10.   
Korentang (kalau perlu)
11.   
Cucing berisi air DTT
12.   
Cucing berisi kapas sublimat kering
13.   
Bengkok dan gel/ vaselin
14.   
Timbangan berat badan
15.   
Metlin/ pita lila
16.   
Pengukur tinggi badan
17.   
Tempat sampah medis dan non medis
18.   
Waskom berisi larutan klorin 0,5%
19.   
Skort buat pemeriksa
20.   
Selimut pasien + handuk kecil
21.   
Screen (pembatas/ sampiran)
B.     PERSIAPAN PETUGAS
22.   
Memakai skort
23.   
Menyiapkan alat-alat dengan rapi
24.   
Mendekatkan alat-alat ke dekat pasien
C.     PERSIAPAN PASIEN
25.   
Memberi salam dan memperkenalkan diri pada pasien/ keluarga jika pertemuan pertama kali
26.   
Menjelaskan tujuan dilakukan tindakan
27.   
Memberitahu prosedur tindakan yang akan dilakukan
D.    PERSIAPAN LINGKUNGAN
28.   
Menjaga privasi pasien dengan menutup jendela, pintu atau tirai
29.   
Jika ada pasien lain beri pembatas
30.   
Jika ada penunggu pasien maka diminta untuk keluar
E.     PROSEDUR TINDAKAN
31.   
Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
32.   
Mencuci tangan dan keringkan dengan handuk kering
33.   
Memakai handscoon
34.   
Persilahkan pasien duduk di tempat tidur emudian ukur lingkar lengan atas
35.   
Atur posisi pasien senyaman mungkin (posisi berbaring)
Melakukan penilaian secara sistematis tentang
36.   
Keadaan umum dan kesadaran (composmentis, apatis, samnolen, delirium, sopor, coma)
Pemeriksaan pada kepala
37.   
Inspeksi apakah ada benjolan, distribusi rambut, kebersihan kulit kepala, lesi, edema, jaringan parut dan bau
38.   
Palpasi apakah teraba benjolan dan pembengkakan
Pemeriksaan pada wajah
39.   
Inspeksi warna kulit (sianosis, ikterus, hiperemia), cloasma, oedema, lesi, jaringan parut, massa, hematoma
Pemeriksaan pada mata dengan inspeksi
40.   
Conjungtiva anjurkan pasien melihat lurus ke depan kemudian tarik kelopak mata  bagian bawah ke bawah menggunakan ibu jari pada kedua mata secara bersamaan lalu lihat warnanya (anemis/ kemerahan/ berwarna merah muda normal), perhatikan ada PUS atau tidak
41.   
Lensa apakah ada kekeruhan, ketarak
42.   
Bola mata gerakan bola mata, nistagmus, strabismus
43.   
Kelopak mata bulu mata +/-, ptosis, edema, hordeolum
44.   
Sklera ikterus
45.   
Ukuran dan bentuk pupil isokor/ anisokor, medriasis, miosis (menggunakan senter)
46.   
Keseluruhan mata perdarahan pada mata (tekanan pada mata yang meningkat, hematoma pada kulit di sekitar mata)
Pemeriksaan pada hidung
47.   
Inspeksi arah depan dengan memeriksa septum, adakah benda asing, sekret, epitaksis, polip, pernapasan cuping hidung, palato genato skizis
Pemeriksaan pada mulut
48.   
Inspeksi pada bibir labio skizis, warna, ulkus, stomatitis, perdarahan, kelembaban
49.   
Inspeksi pada gigi, gusi, mulut gunakan tongue spatel, buka mulut pasien, amati warna, karang gigi, caries, kebersihan, pembengkakan, stomatitis pada gusi, perdarahan, pembengkakan, lesi, bau mulut
50.   
Inspeksi lidah kebersihan, stomatitis, lesi, kelurusan, warna
Pemeriksaan pada telinga
51.   
Inspeksi kebersihan canalis, radang, oedema, cairan yang keluar, benda asing, massa (bisa menggunakan senter)
Pemeriksaan pada leher
52.   
Inspeksi warna kulit, oedema, jaringan parut, massa, pembesaran kelenjar limfe, kaku kuduk
53.   
Palpasi thyroid kedua tangan pemeriksa diletakkan di fosa suprasternal dan pasien disuruh menelan, jika benjolan mengikuti gerak leher maka terjadi pembesaran/ struma, tapi kalau tidak berarti tumor pada bagian lain (lebih baik pasien posisi duduk dan pemeriksa di belakang pasien)
54.   
Palpasi pada vena jugularis untuk mengetahui tekanan dan pengembangan secara nyata
55.   
Palpasi kelenjar limfe apakah ada pembesaran, ada nyeri tekan
56.   
Palpasi posisi trakea simetris atau tidak
57.   
Mengetahui kaku kuduk pasien tidur terlentang dengan kaki lurus, leher di tekuk dengan mendekatkan dagu ke dada jika kaki ikut terangkat dan pasien tampak kesakitan maka ada kaku kuduk
Pemeriksaan pada dada (jika pasien bisa duduk maka pemeriksaan bisa dilakukan dengan duduk, jika tidak bisa maka dengan posisi supine dan miring, pemeriksaan paru pada wanita lebih mudah dari punggung)
58.   
Inspeksi dada postur, bentuk, ekspansi paru, kulit, ictus cordis, irama nafas, frekuensi nafas, kedalaman nafas, tarikan/ retraksi otot dada bagian bawah saat nafas
59.   
Palpasi apakah teraba ictus cordis di ICS 5 mid clavikula sinistra, teraba ada benjolan atau tidak, fokal fremitus denggan menggunakan telapak tangan diletakkan pada dada/ punggung pasien kiri/ kanan dan bandingkan
60.   
Perkusi pada paru terdengar bunyi sonor, pekak, hipersonor, redup
61.   
Auskultasi stridor, wheezing, rales, ronchi, suara jantung (S1, S2) atau bunyi jantung tambahan
Pemeriksaan pada payudara
62.   
Inspeksi ukuran, bentuk, simetris, warna, lesi, edema, bendungan ASI (jika menyusui), bentuk puting, areola
63.   
Palpasi ketiak letakkan tangan pasien di samping kepala, adanya benjolan, nyeri, pembesaran kelenjar getah bening, luka,
64.   
Palpasi pada kedua payudara dengan tehnis bimanual letakkan 3 jari tengah di kuadran samping atas payudara, lakukan gerakan memutar terhadap dinding dada dari tepi menuju areola searah jarum jam, apakah ada benjolan, nyeri, cairan yang keluar dari puting
Pemeriksaan pada abdomen
65.   
Inspeksi bentuk perut, umbilikus, kontur permukaan perut, tonjolan, kesimetrisan, striae, hiperpigmentasi, ketebalan lemak, lesi, bekas luka, jaringan parut
66.   
Auskultasi letakkan di 4 kuadran dan dengar bunyi usus
67.   
Palpasi dimulai dengan palpasi secara keseluruhan abdomen untuk mencari tanda nyeri umum, turgor kulit, distensi abdomen
68.   
Palpasi hepar tangan kiri berada di bawah kuadran kanan bawah dan jari tangan kanan berada di bagian atasnya lalu diraba naik ke atas berusaha merasakan sentuhan tepi hepar pada jari telunjuk dan apakah ada pembesaran/ pengecilan
69.   
Perkusi keseluruhan jari tangan kiri tengah ditempelkan di dinding bagian abdomen yang diperiksa maka jari tengah tangan kanan memeriksa jari kiri tersebut, hasilnya apakah tympani/ hypertympani, redup, pekak
70.   
Perkusi ginjal pasien miring, perkusi daerah dinding abdomen belakang pada sudut costo vertebral dengan dialasi telapak tangan kiri, perkusi dengan sisi ulna kepalan tangan kanan
71.   
Lepas handscoon dalam larutan clorin 0,5 % dan gunakan sarung tangan lainnya jika akan melakukan pemeriksaan genetalia wanita tapi akan melakukan pemeriksaan genetalia pria tidak perlu ganti handscoon
Pemeriksaan genetalia pria
72.   
Inspeksi rambut pubis, distribusi dan jumlah sesuai dengan usia, amati kulit area pubis apakah ada lesi, eritema, fisura, pedikulus. Amati kulit penis, ukuran, bentuk, meatus uretra (hypospadi, epispadi, phimosi), adakah corde, ulkus, jaringan parut peradangan, keluaran (darah, PUS, dll)
73.   
Palpasi penis nyeri tekan, nodula, cairan yang keluar (pada pria dewasa jika tidak perlu dilakukan pemeriksaan)
74.   
Palpasi skrotum dan testis dengan jempol dan 3 jari lainnya, raba testis, rasakan ukuran simetris, teraba atau tidak testis (jika ada hydrokel maka suit teraba testis), massa, nyeri atau tidak
Pemeriksaan genetalia wanita
75.   
Atur posisi litotomi dan tututpi bagian yang tidak diamati, amati rambut pubis, distribusi dan jumlah sesuai usia, apa ada lesi, eritema, bekas luka, skar, fluir albus, perdarahan, bau
76.   
Pada selangkangan teraba pembesaran kelenjar lympe
77.   
Buka labia mayora, minora (usap dengan kapas sublimat seperti melakukan vulva hygiene da amati juga klitoris, meatus uretra, bartolini, nyeri, gatal, pembengkakan, ulkus, keluaran, prolaps uteri)
78.   
Buka handscoon di larutan klorin 0,5 5
Pemeriksaan pada anus (ganti handscoon)
79.   
Posisi pasien kneechest/ posisi sims
80.   
Inspeksi haemoroid eksterna, iritasi, luka, prolaps usus, kebersihan
81.   
Palpasi (colok dubur) gunakan handscoon dan beri vaselin pada ujung jari telunjuk atau jari tengah kemudian masukkan 6-10 cm, pasien relaks, rotasikan jari searah jarum jam rasakan ada fistula, haemoroid interna, massa, scibala
82.   
Bersihakan anus dari sisa feses yang keluar atau sisa vaselin
83.   
Lepas handscoon dalam larutan klorin 0,5 %
Pemeriksaan ekstremitas (tidak perlu handscoon)
84.   
Inspeksi ekstremitas atas pergerakan tangan, simetris, kuku (warna, bentuk, lesi), luka, warna kulit, oedema, skar, open fraktur, atropi
85.   
Inspeksi ekstremitas bawah pergerakan tangan, simetris, kuku (warna, bentuk, lesi), luka, warna kulit, oedema, skar, open fraktur, atropi
86.   
Palpasi capilari refill < 2 detik, pada pretibia ditekan apakah oedema, nyeri tekan, krepitasi, prepitasi
87.   
Jika pasien bisa duduk diminta duduk dengan kaki menggantung, bila tidak bisa pasien terlentang tangan kiri pemeriksa menyokong lutut pasien dan tangan kanan mengetok tendon muskulus kuadrisep femoris di atas pattela/ di bawah patella, bila ada reaksi maka reflek positif
Pemeriksaan tulang punggung (jika tidak dapat berdiri tidak perlu dilakukan pemeriksaan)
88.   
Jika pasien bisa berdiri, minta pasien untuk berdiri dan amati bentuknya (lordosis, kiposis, skoliosis), adanya kelainan pada spina
Jika pemeriksaan telah selesai dilakukan
89.   
Beri tahu pasien jika sudah selesai dilakukan pemeriksaan
90.   
Beritahu pasien tentang hasil pemeriksaan
91.   
Rapikan pasien, alat dan lingkungan
92.   
Buang sampah dan kembalikan alat pada tempatnya
93.   
Petugas mencuci tangan dan keringkan dengan handuk kering
94.   
Lakukan dokumentasi tindakan dari hasil pemeriksaan