Jumat, 23 Desember 2016

Asuhan Kebidanan Perdarahan Post Partum



ASUHAN KEBIDANAN
PADA Ny “N” P30003 HARI KE 5
DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM
DI PUSKESMAS SIDAYU
SIDAYU GRESIK















Dosen Pembimbing
Diyana Faricha Hanum, S.ST

Disusun Oleh
Ainurika Saidah
1206.060




AKADEMI KEBIDANAN DELIMA PERSADA GRESIK
TAHUN AKADEMIK 2014/ 2015
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan kebidanan pada Ny “N” P30003 Hari Ke 5 dengan Perdarahan Post Partum di Puskesmas Sidayu Sidayu Gresik disusun oleh
Nama               : Ainurika Saidah
NIM                : 1206.060
Telah disetujui dan disahkan pada
Hari                 :
Tanggal           :




Mahasiswa


Ainurika Saidah

Mengetahui,
Pembimbing Akademik                                           Pembimbing Lahan



                Diyana Faricha Hanum, S.ST                                      Umi Rosida, Amd. Keb



KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny “N” P30003 Hari Ke 5 dengan Perdarahan Post Partum di Puskesmas Sidayu Sidayu Gresik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
1.      Sri Utami, S.ST., M.Kes selaku direktur Akademi Kebidanan Delima Persada Gresik.
2.      Diyana Faricha Hanum, S.ST selaku pembimbing akademik Akademi Kebidanan Delima Persada Gresik.
3.      Umi Rosida, Amd. Keb selaku pembimbing lahan.
4.      Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan asuhan kebidanan ini.
Penulis menyadari bahwa asuhan kebidanan ini masih ada kesalahan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga asuhan kebidanan ini bermanfaat untuk semua pihak.


Gresik, 19 Maret 2015


Penulis


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Post partum/ puerperium adalah masa di mana tubuh mnyesuaikan baik fisik maupun psikososial terhadap proses melahirkan. Bahaya yang sering terjadi dalam masa nifas adalah perdarahan pasca persalinan. Perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan yang terjadi pada masa post partum yang lebih 500 cc segera setelah melahirkan.
Perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan yang terjadi pada masa post patum yang menyebabkan perubahan tanda vital seperti klien mengeluh lemah, limbung dan berkeringat dingin (POGI, 2000)
1.2   Tujuan penulisan
1.      Tujuan umum
Mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan pada pasien dengan pedarahan post prtum
2.      Tujuan khusus
a.       Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data pada pasien dengan perdarahan post partum
b.      Mahasiswa dapat menegakkan diagnose dan masalah pada pasien dengan perdarahan post partum
c.       Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnsa dan masalah potensial pada pasien dengan perdarahan post partum
d.      Mahasiswa dapat merencanakan asuhan yang akan dilakukan
e.       Mahasiswa dapat melakukan asuhan yang direncanakan
f.       Mahasiswa dapat  melakukan evaluasi
g.      Mahasiswa dapat mendokumentasikan kegiatan yang dilakukan

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Konsep Dasar Puerperium
Masa nifas ata puerperium dimulai setelah melahirkn plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu.
Periode masa nifas
1.      Puerperium dini yaitu pulihnya alat kandungan di msa ibu sudah diperbolehkan untuk jalan-jalan dan melaksanakan aktifitasnya berlangsung ± 40 hari
2.      Puerperium intermedial yaitu pulihnya alat-alat kandungan secara menyeluruh yang lamanya ± 6-8 minggu
3.      Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila ibu selama hamil dan waktu persalinan mempunyai komplikasi
Perubahan fisiologis masa nifas
1.      Perubahan fisik
2.      Involusi uterus dan pengeluaran lochea
3.      Laktasi pengeluaran air susu ibu (ASI)
4.      Perubhan system tubuh lainnya
5.      Perubahan psikis
Lochea adalah ciran secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas. Tahap tahap pengeluaran lochea
1.      Lochea rubra adalah berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks caseosa, lanugo dan meconium, selama 1-3 hari pasca persalinan
2.      Lochea sanguilenta adalah berwarna merah, kuning berisi darah dan lenir pada hari ke3-7 pasca persalinan
3.      Lochea serosa adalah berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi,  pada hari ke 7-14 pasca persalinan
4.      Lochea alba adalah berwarna putih, selama 2 minggu
Laktasi adalah pembentukan dan pengeluaran air susu ibu. Untuk menghadapi masa laktasi, kelenjar mammae telah disiapkan semenjak kehamilan. Pada hari pertama akan keluar colostrum caira berwarna kuning kental hanya mengandung protein albumin
Hal-hal yng mempengaruhi produksi ASI
1.      Factor anatomis buah dada
2.      Factor biologis
3.      Factor makanan dan minuman
4.      Factor isapan anak

2.2  Konsep Dasar Perdarahan Post Partum
Perdarahan post partum adalah perdarahan dalam kal IV yang lebih dari 500 cc dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir.
Jenis perdarahan post partum
1.      Perdarahan post partum primer terjadi dalam 24 jam pertama. Penyebab utama perdarahan post partum primer adalah atonia uteri, retensio plasenta dan robekan jalan lahir, terbanyak dalam 2 jam persalinan
2.      Perdarahan post partum sekunder terjadi setelah 24 jam pertama. Penyebab utama perdarahan post partum sekunder adalah robekan jalan lahir, sisa plasenta atau membrane
Factor penyebab perdarahan post partum
1.      Grande multipara
2.      Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun
3.      Persalinan yang dilakukan dengan tindakan pertolongan sebelum waktunya
4.      Persalinan ditolong oleh dukun
Pada setiap perdarahan post partum harus terus dicari faktr penyebab secara ringkas membuat diagnosis adalah sebagai berikut
1.      Palpasi uterus bagaimana kontraksi uterus dan TFU
2.      Memeriksa plasenta dan ketuban lengkap atau tidak
3.      Lakukan eksplorasi cavum uteri untuk mencari sisa plasenta dan selaput ketuban atau robekan rahim
4.      Inspekulo untuk melihat robekan pada serviks, vagina dan varices yang pecah
5.      Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan darah, HB dll
Perdarahan post partum merupakan perdarahan hebat dan menakutkan. Sehingga dalam waktu singkat ibu dapat mengalami syok. Gejala-gejala prdarahan yang jelas adalah:
1.      Perasaan lemah
2.      Mengantuk menguap
3.      Pandangan kabur
4.      Tekanan darah menurun, nadi meningkat, nafas pendek
5.      Penderita tampak anemis
Diagnosis perdarahan post partum
1.      Perdarahan pervaginam > 500 cc
2.      Uterus dalam keadaan tidak berkontraksi
3.      Pada pemeriksaan inspekulo ada robekan sedangkan plasenta lengkap
4.      Lama-lama akan timbul gejala-gejala umum seperti anemia, syok, dll
Etiologi pedarahan post partum
1.      Atonia uteri
Atonia uteri adalah keadaan lemahnya tonus/ kontraksi rahim yang menyebabkan uterus tidak mampu menutup tempat implementasi plasenta, setelah bayi dan plasenta lahir. Atonia uteri dapat dicegah dengan cara
a.       Melakukan masase uterus
b.      Pemberian misoprostol per rectal 400-600 mg, segera setelah bayi lahir
Factor predisposisi terjadinya atonia uteri
a.       Umur ibu terlalu muda atau tua
b.      Multipara/ grande multipara
c.       Partus lama dan partus terlantar
d.      Obstetri operatif dan narkosa
e.       Kelainan pada uterus seperti mioma uteri
f.       Factor social ekonomi mal nutrisi
2.      Sisa plasenta dan selaput membrane
Sisa plasenta yang tertinggal bias berupa kotiledon yang menyebabkan kontraksi uterus jelek, sehingga akan menyebabkan perdarahan yang dikarenakan pembuluh darah yang terbuka pada tempat implementasinya
3.      Robekan jalan lahir
Pada umumnya robekan jalan lahir terjadi pada persalinan dengan trauma jalan lahir biasanya akibat episiotomy, robekan spontan, trauma forcep/ vacuum ekstraksi atau karena versi ekstraksi. Robekan yang terjadi bias ringan atau berat. Oleh karena itu, pada setiap persalinan hendaknya dilakukan untuk mencari kemungkinan adanya robekan.
4.      Penyakit kelainan darah
Kelainan pembekuan darah misalnya hipofibrinogenemia yang sering dijumpai pada perdarahan yang banyak, solusio plasenta, kematian janin yang lama dalam kandungan, preeclampsia, eklampsia, infeksi, hepatitis, sepsis dan syok.
Perdarahan post partum dapat dicegah dengan
1.      Perbaikan keadaan umum selama prenatal care
2.      Kosongkan rectum pada setiap persalinan
3.      Hindari partus lama
4.      Batasi pemakaian anastesi



BAB 3
TINJAUAN KASUS

Tanggal : 18 MARET 2015
Jam        : 09.00 WIB

I.       PENGKAJIAN DATA
A.    Data Subyektif
1.      Biodata
Nama         : Ny “N
Umur         : 33 tahun
Suku                      : Jawa
Agama       : Islam
Pendidikan            : SMA
Pekerjaan               : Ibu Rumah Tangga
Nama Suami          : Tn “F
Umur                     : 36 Tahun
Suku                      : Jawa
Agama       : Islam
Pendidikan            : SMA
Pekerjaan   : Swasta
Alamat                  : Ngawen Sidayu
2.      Keluhan utama
Ibu lemas, pusing dan mengeluarkan darah banyak dari vagina
3.      Riwayat keluhan utama
Ibu melahirkan anak yang ketiga pada tanggal 13 Maret 2015 secara operasu di RSUD Ibnu Sina Gresik karena plasenta di bawah. Ibu sekarang lemas, pusing dan mengeluarkan banyak darah dari vagina sejak tadi pagi
4.      Riwayat kesehatan pasien
Ibu dan keluarga tidak pernah menderita penyakit jantung, Ginjal, Asma, TBC Paru, Hepatitis, DM, Hipertensi dan Epilepsi.
5.      Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Hamil ke
UK
Jenis Partus
Penolong Partus
Tempat Partus
Komplikasi
Bayi
Nifas
Ibu
Bayi
BB /PB
Umur/ JK
keadaan
ASI
1

2

3
38 mg

38 mg

40 mg
Spt-B

Spt-B

SC
Bidan

Bidan

dr.SPOG
BPM

BPM

RS
-

-

-
-

-

-
3000/48
3100/  48
3.900/  50
8 th/ ♂
3 th/ ♀
5hari/ ♀
Baik

Baik

NIFAS
Baik

Baik

INI
6.      Riwayat kontrasepsi
Ibu sebelum hamil suntik 1 bulanan
7.      Pola kebutuhan
a.       Nutrisi : ibu makan 3x/ hari, minum 8 gelas/ hari
b.      Eliminasi : ibu BAB 2 hari sekali dan BAK 2-3x/ hari
c.       Aktivitas : ibu melakukan pekerjaan rumah tangga dibantu suaminya
d.      Istirahat dan tidur : ibu tidur siang 1 jam dan malam 7 jam
8.      Pengetahuan
a.       Perawatan tali pusat : ibu mengetahui cara merawat tali pusat dengan membungkus tali pusat dengan kassa kering
b.      Memandikan bayi : ibu mengetahui cara memandikan bayi dengan air hangat dan sabun dan mengeringkan dengan handuk kering lembut
c.       Perawatan payudara : ibu mengetahui cara merawat payudara dengan melakukan pemijatan ringan dengan menggunakan baby oil
d.      Cara meneteki : ibu mengetahui cara meneteki yaitu tubuh bayi ditopang pda lengan dalam ibu, seluruh areola mammae tertutup oleh mulut bayi
e.       Senam nifas : ibu sudah melakukan senam nifas
f.       Tanda bahaya nifas : ibu mengetahui tanda bahaya nifas seperti demam, perdarahan, pusing yang terus menerus
B.     Data Obyektif
1.      Pemeriksaan umum
Keadaan umum     : cukup
TTV           TD : 90/60 mmHg
                  S : 37,80 C
                  N : 88x/ menit
                  RR : 18x/ menit
Kesadaran : composmentis
TB             : 160 cm
BB             : 42 kg
2.      Pemeriksaan fisik
a.       Kepala dan rambut : bersih, rambut hitam, tidak ada ketombe, tidak rontok, tidak ada lesi, distribusi rambut merata, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan
b.      Muka : bersih, pucat, tidak ikterus, tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum
c.       Mata : bersih, simetris, conjungtiva pucat, sklera putih
d.      Hidung : bersih, simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada keluaran sekret, tidak ada polip, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan
e.       Mulut : bersih, bibir kering, tidak ada stomatitis, tidak ada caries
f.       Telinga : bersih, simetris, tidak ada keluaran, tidak ada gangguan pendengaran
g.      Leher : bersih, simetris, tidak ada massa, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan bendungan vena jugularis
h.      Ketiak : bersih, tidak ada pembesaran kelenjar limfe
i.        Dada : bersih, tidak ada kelainan bentuk, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan, denyut jantung 90x/ menit teratur, sonor
j.        Mammae : bersih, simetris, hiperpigmentasi areola, puting susu menonjol, tidak ada benjolan abnormal, ASI keluar lancer
k.      Punggung : tidak ada kelainan tulang belakang, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan, vokal fremitus ka/ ki +/+
l.        Ekstremitas : kuku jari bersih, tidak ada varices, tidak oedema, pergerakan aktif, terpasang infus di lengan kiri
m.    Abdomen : bersih, ada bekas luka operasi tertutup kassa, TFU 3 jari bawah pusat, kontaksi lemah, kandung kemih kosong, ada striae gravidarum, ada linea nigra, tidak acites
n.      Genetalia : ada keluaran darah ± 150 cc, lochea rubra, tidak ada varices, tidak ada condiloma akuminata, tidak ada pembesaran kelenjar bartholini
o.      Anus : bersih, tidak ada haemoroid
3.      Pemeriksaan penunjang
HB                        : 8,9 gr/dl
Gol.Darah : A

II.    INTERPRETASI DATA
Diagnosa : P30003 ibu nifas hari ke 5 dengn perdarahan post partum
DS       : ibu melahirkan anak ke 3 pada tanggal 13 Maret 2015 SC ♀
            : ibu lemas, pusing dan mengeluarkan darh dari vagina tadi pagi
DO      :
a.       Keadaan umum     : cukup
TTV           TD : 90/60 mmHg
                  S : 37,80 C
                  N : 88x/ menit
                  RR : 18x/ menit
Kesadaran : composmentis
TB             : 160 cm
BB             : 42 kg
b.      Mammae : bersih, simetris, hiperpigmentasi areola, puting susu menonjol, tidak ada benjolan abnormal, ASI keluar lancer
c.       Abdomen : bersih, ada bekas luka operasi tertutup kassa, TFU 3 jari bawah pusat, kontaksi lemah, kandung kemih kosong, ada striae gravidarum, ada linea nigra, tidak acites
d.      Genetalia : ada keluaran darah ± 150 cc, lochea rubra, tidak ada varices, tidak ada condiloma akuminata, tidak ada pembesaran kelenjar bartholini
e.       Pemeriksaan penunjang
HB                        : 8,9 gr/dl
Gol.Darah : A
Masalah           : perdarahan post partum
Kebutuhan      : pemberian drip oksitosin
                        : observasi TTV
                        : eksplorasi cavum uteri
                        : perbaikan keadaan umum

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Atonia uteri
Syok hipovolemik
Infeksi

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA ATAU KOLABORASI
Pemberian oksitosin drip
Perbaikan keadaan umum ibu dengan pemasangan infus
Eksplorsi cavum uteri
Kolaborasi dengan dokter injeksi antalgin 3x1, injeksi vitamin B12 3x1

V.    MELAKSANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH
Tujuan   : setelah dilakukan asuhan kebidanan selama ± 30 menit diharapkan perdarahan normal
KH      : Kontraksi uterus baik
: Perdarahan normal
: TTV dalam batas normal
            : Cavum uteri bersih
            : TFU sesuai dengan masa nifas
Intervensi
Tanggal     : 18 Maret 2015
Jam            : 09.05 WIB
1.      Lakukan pendekatan terapeutik pada pasien dan keluarga
R/ dengan komunikasi efektif dapat terjalin kerjasama dan kepercayaan antara pasien dan petugas kesehatan
2.      Lakukan pemeriksaan penyebab perdarahan
R/ mengatasi perdarahan yang ketat
3.      Jelaskan mengenai hasil pemeriksaan
R/ ibu mengetahui mengenai keadaannya
4.      Lakukan pemasangan infus RL 500 ml + oksitosin 2 ampul
R/ perbaikan keadaan umum dan merangsang kontraksi uterus
5.      Lakukan eksplorasi cavum uteri
R/ mengurangi perdarahan dan mencari penyebab perdarahan
6.      Lakukan observasi tanda-tanda vital, kontraksi uterus, perdarahan dan TFU tiap 30 menit
R/ memantau kondisi pasien

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal     : 18 Maret 2015
Jam            : 09.05 WIB
1.      Melakukan pendekatan terapeutik dengan cara bersikap ramah, sopan dn santun
2.      Melakukan pemeriksaan penyebab perdarahan
Kontraksi uterus lemah
Laserasi vagina dan vulva tidak ada
3.      Memberitahukan kepada pasien dan keluarga bahwa ibu mengalami perdarahan karena uterusnya tidak berkontraksi, kemungkinan ada sisa bagian plasenta yang tertinggal sehingga akan dilakukan pembersihan dengan tangan
4.      Memasang infus RL 500 ml + oksitosin 2 ampul
5.      Melakukan eksplorasi cavum uteri sampai benar-benar bersih
6.      Mengobservasi tanda-tanda vital, kontraksi uterus, perdarahan dan TFU tiap 30 menit

VII.          EVALUASI
Tanggal           : 18 Maret 2015                                     
Jam      : 09.35 WIB
S     : ibu perutnya mules dan  darahnya agak berkurang
: ibu masih merasa pusing
O     : TD 110/ 70 mmHg, S 370 C, N 80x/ menit, RR 19x/ menit, kontraksi uterus baik, perdarahan normal, TFU 3 jari bawah pusat
A     : P30003ibu nifas hari ke 5 dengan perdarahan post partum masalah tertasi sebagian
P     : lanjutkan observasi TTV, UC, Perdarahan dan TFU tiap 30 menit
        : memberkan KIE tentang tana bahaya dan cara memantau kontraksi dan perdarahan
        : lanjutkan infus RL 500 ml + oksitosin 1 ampul (12 tpm)
        : injeksi antalgin 3x1, vitamin B12 3x1


BAB 4
PENUTUP

4.1  Simpulan
Perdarahan post partum adalah perdarahan dalam kal IV yang lebih dari 500 cc dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir. Dari hasil pemeriksaan pada Ny. “N” di dapatkan perdarahan terjadi karena kontraksi uterus lemah akibat adanya sisa plasenta pada cavum uteri.

4.2  Saran
Petugas kesehatan harus tetap meningkatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan standart dan selalu mengutamakan hak pasien agar pasien dapat ditangani dengan cepat dan tepat.



DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Rustm, Mochtar. 1999. Sinopsis Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC.