Minggu, 06 Desember 2015

KDPK Pemasangan Kateter



LAPORAN HASIL TINDAKAN
KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK
PADA Ny “Y” DENGAN PERASAT PEMASANGAN KATETER
DI BPM ENCUP SUSANTO, Amd. Keb
BANJARSARI GRESIK










Dosen Pembimbing
Rustafariningsih, S.ST., M.Kes

Disusun Oleh
Ainurika Saidah
1206.060




AKADEMI KEBIDANAN DELIMA PERSADA GRESIK
TAHUN AKADEMIK 2013/ 2014

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan hasil tindakan keterampilan dasar praktek klinik pada Ny “Y” dengan Perasat Pemasangan Kateter di BPM Encup Susanto, Amd. Keb Banjarsari Gresik. Laporan ini disusun oleh
Nama               : Ainurika Saidah
NIM                : 1206.060
Telah disetujui dan disahkan pada
Hari                 :
Tanggal           :




Mahasiswa


Ainurika Saidah

Mengetahui,
Pembimbing Akademik                                           Pembimbing Lahan



    Rustafariningsih, S.ST., M.Kes                                Encup Susanto, Amd. Keb




KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan dengan judul “Laporan Hasil Tindakan Keterampilan Dasar Praktek Klinik Pada Ny “Y” dengan Perasat Pemasnagan Kateter di BPM Encup Susanto, Amd. Keb Banjarsari Gresik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
1.      Sri Utami, S.ST., M.Kes selaku direktur Akademi Kebidanan Delima Persada Gresik.
2.      Rustafariningsih, S.ST., M.Kes selaku pembimbing akademik Akademi Kebidanan Delima Persada Gresik.
3.      Encup Susanto, Amd. Keb selaku pembimbing lahan.
4.      Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan asuhan kebidanan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih ada kesalahan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga laporan ini bermanfaat untuk semua pihak.


Gresik, Januari 2014


Penulis




BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
Keterampilan dasar praktik klinik merupakan salah satu ilmu yang membahas tentang keterampilan dasar asuhan keperawatan dan kebidanan yang meliputi pemenuhan nutrisi, pemeriksaan fisik diagnostik, tindakan keperawatan yang berhubungan dengan asuhan kebidanan, pencegahan infeksi, penyakit menular dan lain-lain.
Dalam kegiatan praktik ini, tenaga medis khususnya kami mahasiswa diharapkan mampu menerapkan dan melaksanakan ilmu KDPK yang telah kami peroleh selama proses belajar mengajar.
Pemasangan kateter adalah tindakan memasukkan selang atau plastik melalui uretra dan masuk ke dalam kandung kemih.
1.2  Tujuan Penulisan
Mahasiswa mampu melaksanakan dan menerapkan keterampilan dasar  serta mendokumentasikan kegiatan yang telah dilakukan.




BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1  Pengertian
Eliminasi urine merupakan proses pengeluaran urine dari dalam tubuh melalui organ-organ ekskresi urine yakni ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra (Uliyah, dkk. 2008).
2.2  Organ yang Berperan dalam Eliminasi Urine
1.      Ginjal
Merupakan organ di belakang selaput perut yang terdiri dari ginjal kanan dan kiri tulang punggung yang berperan sebagai pengatur komposisi dan volume cairan dalam tubuh. Selain itu ginjal juga menyaring bagian dari darah untuk dibuang dalam bentuk urine sebagai zat sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh.
2.      Kandung kemih
Merupakan sebuah kandung terdiri dari otot halus yang berfungsi sebagai penampung urine. Dalam kandung kemih terdapat lapisan tengah jaringan otot yang berbentuk lingkaran bagian dalam yang berfungsi menjaga saluran antara kandung kemih dan uretra. Sehingga uretra dapat menyalurkan urine dan kandung kemih keluar tubuh.
3.      Uretra
Merupakan organ yang berfungsi menyalurkan urine ke bagian luar. Pada laki-laki panjang ± 20 cm yang terdiri dari uretra prostatik, sedangkan pada wanita ± 4 - 6,5 cm (Uliyah, dkk, 2008).
2.3  Proses Berkemih
Berkemih merupakan proses pengosongan kandung kemih (vesica urinaria). Vesica urinaria dapat menimbulkan rangsangan pada syaraf-syaraf dinding vesica urinaria, kemudian rangsangan tersebut diteruskan melalui kedua spinalis ke pusat pengontrol berkemih yang terdapat di korteks serebral. Selanjutny otak memberi rangsangan melalui kedua spinalis ke neuromotoris di daerah sakral, lalu terjadi koneksi otot detrosos dan reaksi otot sfingter, maka urine terlepas dari vesika urinaria. Kemudian terjadilah reaksi sfingter eksternal dan terjadilah berkemih (Uliyah, dkk, 2008).
2.4  Kateterisasi
Kateterisasi merupakan tindakan memasukkan keteter ke dalam kemih melalui uretra. Tujuan kateterisasi adalah
1.      Memantau pemenuhan kebutuhan eliminasi urine
2.      Pengambilan bahan pemeriksaan (Potter dan Perry, 2005).
Macam-macam kateter
1.      Menurut bahannya
a.       Gelas
b.      Logam
c.       Karet
d.      Polyethiline
e.       Nylon
f.       silicon
2.      Menurut bentuknya
a.       Cliquet (ujungnya melingkar)
b.      Malecot (ujungnya bulat seperti bunga)
c.       Pezzer (seperti malecot lubang pada ujung kecil-kecil)
d.      Nelathone (kateter biasa)
e.       Foley (ada balon pada ujungnya)
f.       Thleman (seperti nelathone ujungnya lebih kecil dan keras)
Ukuran keteter
1.      Untuk anak-anak: no. 8-10
2.      Untuk laki-laki dewasa: no. 14-18
3.      Untuk perempuan: no. 16-18
Indikasi dari kateterisasi adalah
1.      Persiapan operasi
2.      Inpartu
3.      Pemeriksaan urine jika diperlukan
4.      Sebelum foto rontgen

Kontraindikasi dari kateterisasi adalah
1.      Oedema pada uretra
2.      Fraktur pada pinggang
Persiapan alat


1.      Baki dan alasnya
2.      Alas bokong dan perlak
3.      Handscoon
4.      Bengkok
5.      Kapas sublimat
6.      Pispot
7.      Selimut
8.      Spuit 5-10 cc
9.      Aquadest
10.  Plester dan gunting plester
11.  Urine bag
12.  Vaseline
13.  Korentang
14.  Cucing berisi air DTT
15.  Kassa pada tempatnya
16.  Bak instrumen
17.  Pinset anatomis
18.  Kateter


Langkah- langkah
1.      Memberi salam
2.      Mengenalkan diri pada pasien dan keluarga
3.      Memberitahu dan Menjelaskan tujuan dilakukan tindakan dan cara melakukannya
4.      Menyiapkan alat dan bahan secara ergonomis
5.      Memasang sampiran
6.      Mencuci tangan dan mengeringkan dengan handuk kering
7.      Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
8.      Memasang perlak di bokong pasien
9.      Membuka kemasan kateter dan menempatkan kateter di bak instrumen steril
10.  Memakai handscoon
11.  Melakukan vulva hygiene dengan kapas DTT
12.  Mengolesi ujung kateter dengan jelly atau vaselin (sepanjang ± 4 cm pada wanita)
13.  Membuka labia mayora dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri
14.  Memasukkan cairan aquadest ke karet pengunci kateter sebanyak ± 10 cc untuk mengunci kateter agar tidak lepas
15.  Menghubungkan pangkal kateter dengan pipa penyambung pada urine bag
16.  Merekatkan kateter pada paha pasien dengan plester
17.  Mengikat urine bag pada tepi tempat tidur pasien
18.  Merapikan pasien
19.  Membereskan alat dan mendokumentasikan alat
20.  Melepas handscoon dengan terbalik dalam larutan clorin 0,5 %
21.  Cuci tangan 7 langkah dan keringkan dengan handuk kering
22.  Melakukan pendokumentasian




BAB 3
TINJAUAN KASUS

3.1  Hari/ Tanggal        : Rabu, 29 Januari 2014
Jam                        : 05.00 WIB
Tempat                  : BPM Encup Susantu Amd. Keb
3.2  Identitas pasien
Nama         : Ny “Y”
Usia           : 23 tahun
Alamat      : Betiring Banjarsari Cerme Gresik
Diagnosa   : Partus Lama
3.3  Langkah-langkah
Persiapan alat


1.      Baki dan alasnya
2.      Alas bokong dan perlak
3.      Handscoon
4.      Bengkok
5.      Kapas sublimat
6.      Pispot
7.      Selimut
8.      Spuit 5-10 cc
9.      Aquadest
10.  Plester dan gunting plester
11.  Urine bag
12.  Vaseline
13.  Korentang
14.  Cucing berisi air DTT
15.  Kassa pada tempatnya
16.  Bak instrumen
17.  Pinset anatomis
18.  Kateter


Langkah- langkah
1.      Memberi salam
2.      Mengenalkan diri pada pasien dan keluarga
3.      Memberitahu dan Menjelaskan tujuan dilakukan tindakan dan cara melakukannya
4.      Menyiapkan alat dan bahan secara ergonomis
5.      Memasang sampiran
6.      Mencuci tangan dan mengeringkan dengan handuk kering
7.      Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
8.      Memasang perlak di bokong pasien
9.      Membuka kemasan kateter dan menempatkan kateter di bak instrumen steril
10.  Memakai handscoon
11.  Melakukan vulva hygiene dengan kapas DTT
12.  Mengolesi ujung kateter dengan jelly atau vaselin (sepanjang ± 4 cm pada wanita)
13.  Membuka labia mayora dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri
14.  Memasukkan cairan aquadest ke karet pengunci kateter sebanyak ± 10 cc untuk mengunci kateter agar tidak lepas
15.  Menghubungkan pangkal kateter dengan pipa penyambung pada urine bag
16.  Merekatkan kateter pada paha pasien dengan plester
17.  Mengikat urine bag pada tepi tempat tidur pasien
18.  Merapikan pasien
19.  Membereskan alat dan mendokumentasikan alat
20.  Melepas handscoon dengan terbalik dalam larutan clorin 0,5 %
21.  Cuci tangan dan keringkan dengan handuk kering
22.  Melakukan pendokumentasian




BAB 4
PENUTUP

4.1  Simpulan
      Dengan adanya laporan perasat keterampilan dasar praktik klinik, mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama ini dalam pembelajaran. Salah satunya yaitu pemasangan kateter. Tindakan ini dilakukan agar kandung kemih kosong.
4.2  Saran
      Bidan atau petugas ksehatan diharapkan dapat meningkatkan pelayanan agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi klien.




DAFTAR PUSTAKA

Uliyah, Musrifatul, dkk. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar