Minggu, 06 Desember 2015

Check List Pertolongan Persalinan Sungsang



CHEK LIST UJIAN PRAKTEK ASKEB PATOLOGI
AKADEMI KEBIDANAN DELIMA PERSADA GRESIK
JENIS KETERAMPILAN: PERTOLONGAN PERSALINAN PRESENTASI BOKONG (SUNGSANG)

NO
KEGIATAN/ LANGKAH
Nama

NIM

Tgl

Persiapan Alat

1
Perangkat untuk persalinan

2
Perangkat untuk resusitasi bayi

3
Uterotonika (ergometrin, oksitosin)

4
Anastesi local (lidokain 1 % tanpa epinefrin)

5
Chunam piper

6
Perangkat infus

7
Spuit ukuran 3 ml/ 5 ml dan 10 ml

8
Larutan antiseptic

9
Perangkat episiotomy dan penjahitan luka episiotomy

Persiapan Pasien

1
Posisikan ibu setengah dudukpada ujung tempat tidur persalinan (pada bed ginekologi bila ada)

2
Pastikan bahwa kandung kemih dan rectum tidak penuh dan daerah vulva juga perineum dalam keadaan bersih

Persiapan Penolong

1
Pakai celemek, masker, kaca mata pelindung, tutup kepala dan alas kaki

2
Lepaskan semua perhiasan, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan dengan lap yang bersih dan kering

Langkah-Langkah

1
Sapa klien dan keluarganya bahwa anda yang bertugas yang akan membantu pertolongan persalinan

2
Jelaskan tentang diagnosis dan penatalaksanaan pada persalinan letak sungsang

Tindakan Pertolongan Persalinan Spontan Bracht

1
Sebelum melakukan pertolongan persalinan, penolong harus memperhatikan sekali lagi persiapan untuk ibu, janin maupun penolong, buka spuit dan masukkan kedalam bak instrument

2
Pasang satu sarung tangan DTT/ Steril, masukkan oksitosin dan lidokain ke dalam spuit, masukkan kembali dalam bak instrument

3
Lengkapi kedua sarung tangan

4
Melakukan vulva hygiene dengan kapas DTT dengan seksama, ganti sarung tangan bila terkontaminasi oleh tinja dan lainnya

5
Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan telah lengkap dan hal-hal lain yang perlu dikaji

6
Jika pembukaan telah lengkap dan ketuban masih utuh lakukan amniotomi

7
Cuci sarung tangan dalam larutan clorin 0,5%, lepas dan rendam dalam keadaan terbalik

8
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Keringkan dengan handuk

9
Lakukan pemeriksaan DJJ, pastikan DJJ dalam keadaan normal

10
Dokumentasi hasil pemeriksaan

11
Beritahukan kepada ibu dan keluarga bahwa pembukaan telah lengkap dan janin dalam keadaan baik

12
Beritahu keluarga tentang peran mereka dalam membantu pertolongan persalinan

13
Mengajarkan pada ibu cara meneran yang benar yaitu bila ada HIS dan dorongan untuk meneran

14
Bila bokong telah membuka vulva, pasang handuk diatas perut ibu dan alas bokong

15
Pasang kedua sarung tangan

16
Lakukan anastesi local dengan cara menyuntikkan lidokain 1% pada perineum ibu dan lakukan episiotomy pada saat bokong membuka vulva dengan menempatkan dua jari diantara bokong dan perineum ibu

17
Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam secara BRACTH yaitu kedua ibu jari penolong sejajar dengan sumbu panjang paha sedangkan jari-jari lain memegang daerah panggul sampai umbilicus lahir

18
Jangan melakukan intervensi, ikuti saja proses pengeluaran janin

19
Pada saat bayi dilahirkan sampai umbilicus, longgarkan tali pusat untuk mencegah stress pada tali pusat

20
Pada saat angulus scapula inferior tampak dibawah simpisis, minta asisten untuk melakukan tekanan pada supra simpisis agar kepala tetap dalam keadaan fleksi. Bersamaan dengan penolong melakukan hiperlordosis dengan gerakan rotasi anterior yaitu punggung janin didekatkan ke arah perut ibu

21
Setelah bayi lahir, nilai dan letakkan diatas perut ibu. Keringkan dengan handuk sambil melakukan rangsangan taktil kemudian ganti handuk dengan kain yang bersih dan kering, bungkus tubuh bayi termasuk kepala

22
Apabila anak  lahir sampai pusat tidak maju lagi, maka BRACTH dinyatakan gagal dan mengeluarkan bahu dengan cara klasik, muller atau lovset dan lahirkan kepala dengan cara mauriceau. Sejak umbilicus lahir sampai kepala lahir harus berlangsung 3-5 menit

Cara Klasik : Melahirkan Bahu Belakang Terlebih Dahulu

1
Segera setelah bokong lahir, bokong dicekap dan dilahirkan sehingga bokong dan kaki sampai umbilicus lahir

2
Mengendorkan tali pusat

3
Pegang kaki bayi pada pergelangan kaki dengan menggunakan satu tangan dengan jari telunjuk berada diantara kedua tungkai, ibu jari dan ketiga jari lainnya melingkari pergelangan kaki. Bila punggung janin kiri dipegang dengan tangan kiri begitu pula sebaliknya

4
Pegang kaki bayi tarik ke arah atas dan hadapkan abdomen bayi kearah paha ibu bagian dalam. Hati-hati agar punggung bayi tidak menghadap ke atas sehingga kepala akan masuk ke dalam pelvis dalam diameter tranversal

5
Masukkan 2 jari tangan kanan dan tangan kiri ke dalam vagina dan telusuri humerus pada lengan posterior sampai anda meraba siku dan sapukan lengan melewati dada bayi kea rah bawah untuk dilahirkan

6
Setelah bahu dan lengan posterior lahir, tarik kaki kea rah bawah (kontra lateral) dan lahirkan seperti lengan posterior

Cara Muller: Melahirkan Bahu Depan Terlebih Dahulu

1
Bokong janin dipegang secara femuro pelvik yaitu kedua ibu jari penolong masing-masing berada pada daerah sakroilliaka, jari-jari lain mencengkam paha bagian depan

2
Melahirkan bahu depan terlebih dahulu dengan menarik curam kebawah kontra lateral sejauh mungkin sampai bahu depan tampak dibawah simpisis dan lengan depan dilahirkan dengan mengait lengan bawahnya

3
Kemudian melahirkan bahu belakang dengan menarik keatas (kontra lateral) kea rah paha ibu sampai bahu belakang lahir

Cara Lovset: Lengan Bayi Terjungkit di Belakang Kepala (Nurchant Arm)

1
Setelah bokong dan umbilicus lahir, pegang badan bayi dengan kedua tangan secara femuro pelvik

2
Rotasikan badan bayi 90-180 derajat kearah yang ditunjuk tangan di belakang kepala dan rotasikan kembali kearah berlawanan, ulangi lagi sampai lengan bebas dari belakang kepala

3
Setelah lengan tidak terjungkit, lahirkan bahu bayi dengan cara klasik/ muller

CARA MELAHIRKAN AFTER COMING HEAD

Cara Meuriceau Smellie Viet

1
Masukkan satu tangan (tangan kiri ke dalam vagina dengan telapak tangan menghadap ke atas berada di bawah muka bayi)

2
Masukkan jari tengah yang ada dalam vagina ke dalam mulut bayi, jri telunjuk dan jari keempat berada pada fosa canina (maksila) sedang jari lain mencekam leher

3
Letakkan badan bayi di atas tangan kiri sehingga seolah-olah menunggang kuda

4
Tangan kanan mencengkram tengkuk bahu dari belakang dan jari tengah menekan oksipital sehingga kepaa tetap fleksi

5
Kedua tangan secara koordinasi menarik kepala bayi curam ke bawah sampai sub oksiput tampak di bawah simpisis. Bersamaan dengan gerakan ini asisten melakukan tekanan pada supra simfisis

6
Bila sub oksiput tampak di bawah simfisis, kepala bayi delevasi ke atas dengan sub oksiput sebagai hipomiklion berturut-turut lahirlah dagu, mulut, hidung, mata, dahi, UUB dan lahirlah seluruh badan bayi

Penanganan Bayi Baru Lahir dan Manajemen  Aktif Kala III

1
Setelah bayi lahir, segera nilai keadaan bayi kemudian dikeringkan dan diganti dengan kain yang bersih dan kering

2
Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada bayi kedua

3
Beritahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi dengan baik

4
Suntikkan oksitosin 10 IU IM di 1/3 paha atas

5
Setelah 2 menit bayi lahir, lakukan penjepitan dan pemotongan tali pusat kemudian ikat dengan benang DTT/ steril

6
Lepaskan klem dan masukkan dalam larutan klorin 0,5 %

7
Letakkan bayi tengkurp diatas dada ibu agar terjadi kontak ibu dan bayi. Luruskan bahu bayi dan usahakan kepala diantara payudara ibu dengan posisi kepala lebih rendah dari putting susu ibu

8
Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasangkan topi di kepala bayi

Lakukan Penegangan Tali Pusat Terkendali

1
Pindahkan klem pada tali pusat dengan jarak 5-10 cm dari vulva

2
Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu di tepi atas simpisis untuk mendeteksi kontraksi dan tangan lain memegang tali pusat

3
Pada saat uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah dan tangan yang lain mendorong uterus kea rah dorso kranial secara hati-hati untuk mencegah inversion uteri. Jika plasenta tidak terlepas 30-40 detik, hentikan penegangan dan tuggu adanya kontraksi uterus berikutnya

4
Jika uterus berkontraksi, lakukan prosedur yang sama, jika uterus  tidak berkontraksi anjurkan keluarga stimukasi putting susu

5
Jika plasenta tidak terlepas dalam waktu 15 menit. Beri dosis ulangan oksitosin 10 IU IM. Lakukan kateterisasi jika vesika urinarinaris penuh dan minta keluargaa menyiapkan rujukan

6
Ulangi PTT kembali 15 menit berikutnya, jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir atau terjadi perdarahan, segera lakukan manual plasenta atau lakukan rujukan

Melahirkan Plasenta

1
Setelah ada tanda pelepasan plasenta pindah klem hingga berjarak 5-10 cm dari vulva

2
Minta ibu meneran sambil penolong meregangkan tali pusat sejajar lantai dan kemudian ke arah atas sesuai dengan poros jalan lahir sambil tetap melakukan tekanan dorsokranial

3
Setelah plasenta muncul di introitus vagina pegang plasenta dengan kedua tangan dan putar hingga selaput terlahir seluruhnya

4
Lakukan masase fundus uteri selama 15 detik dengan gerakan melingkar dan lembut hingga uterus berkontraksi. Lakukan tindakan yang sesuai jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik masase


Menilai Perdarahan

1
Periksa kedua sisi plasenta dan tali pusat. Pastikan plasenta dan selaputnya lahir lengkap. Masukkan plasenta ke dalam wadah yang tersedia

2
Evaluasi kemungkinan laserasi jalan lahir dan kemungkinan perluasan luka episiotomy. Lakukan penjahitan jika diperlukan

3
Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam

4
Biarkan bayi berada di dada ibu paling sedikit satu jam meskipun bayi sudah berhasil menyusu

5
Setelah 1 jam di dada ibu, lakukan penimbangan dan pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotic profilaksis dan vitamin K1 1 mg di paha kiri anterolateral

6
Setelah 1 jam penyuntikan vitamin K1, berikan imunisasi hepatitis B di paha kanan anterolateral

7
Letakkan bayi berada dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bias susukan dan letakkan kembali di dada ibu jika pada 1 jam pertama tidak berhasil menyusu

Evaluasi

1
2-3 kali dalam 15 menit pertama

2
Ajarkan pada ibu atau keluarga untuk menilai kontraksi dan cara melakukan masase uterus

3
Evaluasi dan estimasi jumlah kehiangan darah

4
Periksa kembali kondisi bayi dan pastikan bayi bernafas dengan baik (40-60 kali/ menit) dan suhu tubuh normal

5
Dekontaminasi semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit, kemudian cuci, bilas dan keringkan

6
Buang bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat yang sesuai

7
Bersihkan tubuh ibu dari sisa cairan ketuban lender dan darah dengan air DTT. Keringkan dengan handuk dan bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering

8
Pastikan ibu merasa nyaman dan bantu ibu memberikan ASI serta anjurkan keluarga untuk memberikan makanan atau minuman yang diinginkan

9
Bersihkan sarung tangan dalam larutan klorin dan epas secara terbalik

10
Cuci tangan dan keringkan

11
Lengkapi dokumentasi, lanjutkan pemantauan kala IV


Tidak ada komentar:

Posting Komentar