Rabu, 03 Februari 2016

KDPK Pemasangan Naso Gastric Tube

LAPORAN HASIL TINDAKAN
KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK
PADA By Ny “A” DENGAN PERASAT PEMASANGAN NGT
DI RSIA NYAI AGENG PINATIH GRESIK









Dosen Pembimbing
Rustafariningsih, S.ST., M.Kes

Disusun Oleh
Ainurika Saidah
1206.060




AKADEMI KEBIDANAN DELIMA PERSADA GRESIK
TAHUN AKADEMIK 2014/2015

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan hasil tindakan keterampilan dasar praktek klinik pada By Ny “A” dengan perasat pemasangan NGT di RSIA Nyai Ageng Pinatih Gresik. Laporan ini disusun oleh
Nama               : Ainurika Saidah
NIM                : 1206.060
Telah disetujui dan disahkan pada
Hari                 :
Tanggal           :




Mahasiswa


Ainurika Saidah

Mengetahui,
Pembimbing Akademik                                           Pembimbing Lahan



    Rustafariningsih, S.ST., M.Kes                                Desy Debby D, Amd. Keb




KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan dengan judul “Laporan Hasil Tindakan Keterampilan Dasar Praktek Klinik Pada By Ny “A” dengan Perasat Pemasangan NGT di RSIA Nyai Ageng Pinatih Gresik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
1.      Sri Utami, S.ST., M.Kes selaku direktur Akademi Kebidanan Delima Persada Gresik.
2.      Rustafariningsih, S.ST., M.Kes selaku pembimbing akademik Akademi Kebidanan Delima Persada Gresik.
3.      Desy Debby D, Amd. Keb selaku pembimbing lahan.
4.      Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan asuhan kebidanan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih ada kesalahan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga laporan ini bermanfaat untuk semua pihak.


Gresik, Januari 2015


Penulis




BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
Keterampilan dasar praktik klinik merupakan salah satu ilmu yang membahas tentang keterampilan dasar asuhan keperawatan dan kebidanan yang meliputi pemenuhan nutrisi, pemeriksaan fisik diagnostik, tindakan keperawatan yang berhubungan dengan asuhan kebidanan, pencegahan infeksi, penyakit menular dan lain-lain.
Dalam kegiatan praktek ini, tenaga medis khusunya kami mahasiswa diharapkan mampu menerapkan dan melaksanakan ilmu KDPK yang telah diperoleh selama proses pembelajaran.
Pemasangan NGT merupakan tindakan pemasangan selang dri hidung (nasal) sampai ke lambung (Gaster) untuk memenuti kebutuhan nutrisi.
1.2  Tujuan penulisan
Mahasiswa mampu mendokumentasikan dan melakukan keterampilan pemasangan NGT




BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1  Definisi
NGT (Naso Gastric Tube) yaitu selang yang dimasukkan melalui hidung, melewati tenggorokan dan terus sampai ke dalam lambung. Sering digunakan untuk mengkonsumsi cairan (nutrisi) dan obat-obatan kepada seseorang yang tidak mampu mengkonsumsi makanan, cairan maupun obat-obatan secara oral juga dapat disunakan untuk mengeluarkan isi lambung.
2.2  Tujun dan Manfaat Tindakan
1.      Mengeluarkan isi perut dengan cara menghisap cairan lambung
2.      Memasukkan cairan (memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi)
3.      Membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa subtansi isi lambung
4.      Persiapan sebelum operasi dengan general anastesi
5.      Menghisap dan mengalirkan untuk pasien yang sedang melaksanakan operasi untuk mencegah muntah dan kemungkinan aspirasi isi lambung sewaktu pemulihan
2.3  Komplikasi NGT
1.      Komplikasi mekanis
a.       Sonde tersumbat
b.      Dislokasi sonde misalnya karena ketidaksempurnaan melekatnya sonde dengan plester di sayap hidung
2.      Komplikasi pulmonal
a.       Aspirasi misalnya karena pemberian NGT feeding yang terlalu cepat
3.      Komplikasi yang disebabkan oleh tidak sempurnanya kedudukan sonde
a.       Yang mempunyai jerat
b.      Yang mempunyai simpul
c.       Apabila sudah terus meluncur ke duodenum dan jejenum dapat menyebabkan diare
2.4  Alat dan Bahan
a.       Slang penduga lambung
b.      Spuit 3 cc
c.       Plester dan gunting
d.      Stetoskop
e.       Mangkok berisi air
f.       Kertas lakmus
g.      Cotton bud
2.5  Prosedur Kerja
a.       Pasien disiapkan dalam posisi semi fowler
b.      Bersihkan hidung pasien dengan cotton bud
c.       Slang penduga lambung di ukur dari epigastrium sampai ke hidung, kemudian belok ke telinga, selanjutnya diberi tanda (ujung pipa pada arah epigastrium)
d.      Tutup pangkal pipa slang penduga lambung
e.       Slang dimasukkan perlahan-lahan sampai pada tanda yang diberikan
f.       Periksa apakah slang benar-benar masuk kedalam lambung dengan cara
1)      Masukkan ujung slang sampai terendam dalam mangkuk berisi air. Klem dibuka dan dilipat. Perhatikan apakah ada gelembung atau tidak, jika tidak ada gelembung berarti pipa berhasil masuk ke epigastrium
2)      Pada pasien dalam keadaan sangat payah dengan cara menghisap isi lambung sekit demi sedikit dengan spuit. Bila reaksi asam berarti pipa berhasil masuk ke epigastrium
3)      Masukkan udara dengan spuit 3 cc ke dalam lambung, sambil mendengarkan dengan stetoskop. Bila terdengar bunyi, berarti pipa berhasil masuk ke epigastrium kemudian udara tadi dikeluarkan kembali.
g.      Setelah yakin bahwa slang masuk ke epigastrium, fiksasi dengan plester di pipi
h.      Masukkan ujung slang ke dalam plastik klip agar tetap steril





BAB 3
TINJAUAN KASUS

3.1  Hari/ tanggal         : senin, 26 Januari 2015
Jam                        : 06.00 WIB
Tempat                  : Ruang Neonatus RSIA Nyai Ageng Pinatih Gresik
3.2  Identitas pasien
Nama         : By Ny “A”
Usia           : 1 jam
Alamat      : Ds. Roomo RT 07 RW 02 Manyar Gresik
3.3  Langkah-langkah
1.      Mempersiapkan alat dan bahan
a.       Slang penduga lambung
b.      Spuit 3 cc
c.       Plester dan gunting
d.      Stetoskop
e.       Cotton bud
2.      Cuci tangan dan keringkan dengan handuk kering
3.      Pakai sarung tangan
4.      Pasien disiapkan dalam posisi semi fowler
5.      Bersihkan hidung pasien dengan cotton bud
6.      Slang penduga lambung diukur dari epigastrium sampai ke hidung, kemudian belok ke telinga selanjutnya diberi tanda
7.      Tutup pangkal pipa slang penduga lambung
8.      Slang dimasukkan sampai pada tanda yang diberikan secara perlahan-lahan
9.      Periksa apakah slang penduga lambung benar-benar masuk ke dalam lambung dengan cara memasukkan udara dengan spuit 3 cc ke dalam lambung sambil mendengarkan dengan stetoskop. Bila terdengar bunyi berarti pipa berhasil masuk ke epigastrium kemudian udara tadi dikeluarkan kembali
10.  Setelah yakin bahwa slang masuk ke epigastrium. Fiksasi dengan plester di pipi
11.  Masukkan ujung slang ke dalam plastik klip agar tetap steril.




BAB 4
PENUTUP

4.1  Simpulan
Dengan adanya laporan hasil tindakan keterampilan dasar praktik klinik pada By Ny “A” dengan perasat pemasangan NGT mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama ini. Tindakan ini dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi.
4.2  Saran
Petugas kesehatan diharapkan dapat meningkatkan pelayanan agar dapat memberikan pelayanan yang tepat dan benar bagi pasien.




DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, dkk. 2009. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC.

Uliyah, Musrifatul, dkk. 2008. Keterampilan Dasar Praktek Klinik. Jakarta: Salemba Medika.

KDPK Posisi Fowler

LAPORAN HASIL TINDAKAN
KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK
PADA Ny “Y” DENGAN PERASAT MEMBERIKAN POSISI FOWLER
DI RSI DARUS SYIFA SURABAYA










Dosen Pembimbing
Sulastri, S.ST

Disusun Oleh
Ainurika Saidah
1206.060




AKADEMI KEBIDANAN DELIMA PERSADA GRESIK
TAHUN AKADEMIK 2012/ 2013

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan hasil tindakan keterampilan dasar praktek klinik pada Tn “M” dengan Perasat Memberikan Posisi Fowler di RSI Darus Syifa Surabaya. Laporan ini disusun oleh
Nama               : Ainurika Saidah
NIM                : 1206.060
Telah disetujui dan disahkan pada
Hari                 :
Tanggal           :




Mahasiswa


Ainurika Saidah

Mengetahui,
Pembimbing Akademik                                           Pembimbing Lahan



              Sulastri, S.ST                                                  Tuminah, Amd. Kep




KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan dengan judul “Laporan Hasil Tindakan Keterampilan Dasar Praktek Klinik Pada Tn “M” dengan Memberikan Posisi Fowler di RSI Darus Syifa Surabaya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
1.      Sri Utami, S.ST., M.Kes selaku direktur Akademi Kebidanan Delima Persada Gresik.
2.      Sulastri, S.ST selaku pembimbing akademik Akademi Kebidanan Delima Persada Gresik.
3.      Tuminah, Amd. Kep selaku pembimbing lahan.
4.      Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan asuhan kebidanan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih ada kesalahan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga laporan ini bermanfaat untuk semua pihak.


Gresik, Januari 2013


Penulis




BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
Keterampilan dasar praktik klinik merupakan salah satu ilmu yang membahas tentang keterampilan dasar asuhan keperawatan dan kebidanan yang meliputi pemenuhan nutrisi, pemeriksaan fisik diagnostik, tindakan keperawatan yang berhubungan dengan asuhan kebidanan, pencegahan infeksi, penyakit menular dan lain-lain.
Dalam kegiatan praktik ini, tenaga medis khususnya kami mahasiswa diharapkan mampu menerapkan dan melaksanakan ilmu KDPK yang telah kami peroleh selama proses belajar mengajar.
Posisi pasien sangat membantu dalam proses penyembuhan pasien dan pemberian terapi atau pengobatan. Sehingga dalam pelaksanaannya petugas kesehatan harus memiliki keterampilan dalam mengatur posisi pasien.
1.2  Tujuan Penulisan
Mahasiswa mampu melaksanakan dan menerapkan keterampilan dasar  serta mendokumentasikan kegiatan yang telah dilakukan.




BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1  Definisi
Posisi fowler yaitu cara berbaring pasien dengan posisi setengah duduk (membentuk sudut 450). Posisi ini biasanya diberikan pada pasien sesak nafas, pada saat pemasangan NGT dan pasien pasca bedah apabila keadaan umum pasien baik (Bandiyah, dkk, 2009).
2.2  Tujuan Tindakan
Tujuan dari pemeriksaan posisi fowler adalah
1.      Mengurangi rasa sesak nafas
2.      Memberikan rasa nyaman
3.      Membantu mempermudah tindakan pemeriksaan
4.      Membantu memperlancar keluarnya cairan
2.3  Langkah-langkah
1.      Menyiapkan alat dengan rapi
2.      Mencuci tangan dan mengeringkan dengan handuk kering
3.      Memberitahu tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
4.      Membantu pasien untuk duduk
5.      Mengatur bed sesuai kebutuhan
6.      Menaikkan pasien secara perlahan
7.      Menanyakan pada pasien apakah posisi yang diberikan secara nyaman
8.      Petugas mencuci tangan dan mengeringkan dengan handuk kering
9.      Melakukan tindakan dengan sabar dan penuh perhatian




BAB 3
TINJAUAN KASUS

3.1  Hari/ Tanggal        : Selasa/ 09 Juli 2013
Tempat                  : IGD RSI Darus Syifa Surabaya
3.2  Identitas Pasien
Nama         : Tn “M”
Alamat      : Pakal Madya
Usia           : 41 tahun
Diagnosa   : sesak nafas dan dada sakit
Hasil pemeriksaan TD       : 160/ 110
                               S/ N    : 36,80C/ 120
3.3  Langkah-langkah
1.      Menyiapkan alat dengan rapi
2.      Mencuci tangan dan mengeringkan dengan handuk kering
3.      Memberitahu tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
4.      Membantu pasien untuk duduk
5.      Mengatur bed sesuai kebutuhan
6.      Menaikkan pasien secara perlahan
7.      Menanyakan pada pasien apakah posisi yang diberikan secara nyaman
8.      Petugas mencuci tangan dan mengeringkan dengan handuk kering
9.      Melakukan tindakan dengan sabar dan penuh perhatian




BAB 4
PENUTUP

4.1  Simpulan
Dengan adanya laporan hasil tindakan keterampilan dasar praktek klinik mahasiswa mampu menerapkan ilmu yang dipelajari. Posisi fowler merupakan posisi setengah duduk yang digunakan pada pasien yang mengalami sesak nafas.




DAFTAR PUSTAKA

Bandiyah dan Ani Setyawan. 2009. Keterampilan Dasar Praktek Klinik Keperawatan dan Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.